Selain itu, sangat penting dilakukan catatan lepas untuk mengkaji tradisi-tradisi lisan orang Timor yang masih tercecer di mana-mana.
Etnomatematika Atoin Meto
Orang zaman dulu merumuskan konsep perhitungan, jumlah, jarak, atau ukuran ke dalam lambang-lambang. Kita mengenalnya kini sebagai angka. Masyarakat Atoin meto pun demikian.
Masyarakat Atoin Meto memiliki cara tersendiri untuk menghitung hasil panen, mengukur luas lahan, jumlah orang dan lain-lain. Untuk keperluan itu, akan saya jelaskan satu-persatu.
*Menghitung hasil panen
Sebagian besar Atoin Meto hidup dari hasil bertani dan berladang. Mereka menanam jagung dari awal bulan november dan memanennya pada sekitar bulan maret dan april.
Ketika musim panen tiba, Atoin Meto akan mengumpulkannya hasil panen tersebut disuatu ruangan tersendiri.
Setelah itu, jagung dibersihkan, dipilih dan pilah untuk disimpan ditempat tersendiri atau disiapkan sebagai bibit.
Sebelum jagung disimpan di ume kbubu (rumah tradisional orang Timor). Masyarakat Atoin Meto terlebih dahulu akan menghitung hasil panen agar kemudian bisa dibandingkan dengan hasil panen pada tahun-tahun sebelumnya.
Nah, untuk kebutuhan itu saya perlu kembali ke dasar-dasar pemahaman matematika untuk memudahkan dalam memahami cara Atoin Meto berhitung.
Sampai saat ini, saya meyakini bahwa matematika adalah sebuah upaya mengabstraksi kenyataan. Maksud saya begini, jika 1 + 1 = 2, maka itu sebenarnya hanyalah sebuah abstraksi dari, misal, “satu Sapi ditambah dengan satu Sapi” dan “hasilnya adalah dua Sapi”.