Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Matematika Suku Atoni Meto di NTT

24 April 2020   12:56 Diperbarui: 24 April 2020   20:44 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Atoin Meto 

Dalam sebuah buku berjudul A Brief History of Mathematical Thought , Luke Heaton—matematikawan dari Universitas Oxford, Inggris—melacak konsep matematika ke zaman purba, ke sejarah Yunani, Mesir Kuno, hingga Mesopotamia.

Dari Heaton kita tahu bahwa konsep bilangan jauh lebih tua ketimbang konsep percakapan. Matematika sama tuanya dengan bahasa manusia. Orang zaman dulu merumuskan konsep perhitungan, jumlah, jarak, atau ukuran ke dalam lambang-lambang. Kita mengenalnya kini sebagai angka. Tapi matematika bukan semata bilangan.

Matematika adalah bahasa. Karena itu bukan angka dan hasil yang paling penting. Seperti bahasa, dalam rumus dan konsep matematika yang paling penting adalah argumen. Juga seperti bahasa, matematika adalah pola yang disusun dan ditemukan lalu dikonsepsikan menjadi rumus, menjadi torema.

Orang Mesopotamia sudah memakai perhitungan Phitagoras dalam menghitung bidang persegi, ratusan tahun sebelum Phitagoras lahir. Mereka bahkan sudah merumuskan konsep dasar perhitungan sudut dan lingkaran yang kini kita kenal sebagai ilmu trigonometri.

Etnomatematika

Tiap-tiap kebudayaan punya konsep matematikanya sendiri. Orang Sumeria kuno, misalnya, tak memakai bilangan persepuluh dalam konsep perhitungan, tapi kelipatan 60. Karena itulah kita mengenal sudut 3600 atau satu jam sama dengan 60 menit, dan satu menit adalah 60 detik.

Penggunaaan nilai-nilai matematika dalam suatu kebudayaan atau adat istiadat yang ada pada suatu komunitas masyarakat disebut etno-matematika.

Mengacu pada konteks sosial budaya, etnomatematika termasuk bahasa, jargon, kode perilaku,mitos, dan symbol. Sederhananya, ethnomathematika merupakan bidang penyelidikan yang mempelajari ide-ide matematika dalam konteks kebudayaan-sejarah.

Etnomatematika sudah digunakan oleh suku Atoin Meto dalam menjalani kehidupan bermasyarakat sejak zaman dahulu. Hal itu bisa kita telusuri dari para peniliti tentang Timor sejak awal abad ke-15. Misalnya, tulisan Fei Hsin(1436) dan Wang Ch’i-tsung (1618) yang memuat gambaran mengenai ciri khas fisik dan pola kehidupan masyarakat Pulau Timor.

Dalam tulisan tersebut digambarkan bahwa mereka (Atoni Pah Meto) menghitung dengan mempergunakan batu-batu ceper dan simpul tali.

Informasi seperti ini seharusnya  diteliti untuk mendalami alasan-alasan paling fundamental mengapa masyarakat Atoim Meto menggunakan sistem dan cara hitung seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun