Akulah yang meredam sedihmu, disaat menatap mayat-mayat kaku dibandara hatimu.
Akulah yang berbisik mesra ditelingamu, perihal busung lapar akan selalu mesra dengan kerusakan lingkunganmu.
Aku adalah mata semesta yang masih terjaga, sejak dermaga diujung selatan mulai mengintai tulang-tulangmu.
Aku adalah hening di pundak-pundak mutis, yang meski sehelai daun jatuh pun tak bisa mengusik keheninganku.
Aku adalah sesuatu, manisku.
Yang hanya bisa kau kenali dari tempat paling bersejarah dihatimu.
Iya, karna hanya disitu semua tentangku tertulis dengan jujur.
III. Sabda kepada kota dingin
Masih terngiang sampai disini, Mantra-mantra suci dari perbukitan Fatu'ulan itu.
Dari sana para tetua adat itu pernah bersabda: Hanya ada dua tempat yang tak bisa digambar dengan kata.
Yang pertama adalah hatimu yang begitu sunyi, dan kedua adalah kota dingin yang begitu teduh.