Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sabda kepada Kota Dingin

24 April 2020   22:29 Diperbarui: 24 April 2020   22:49 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timor Tengah Selatan (travel.detik.com)

Akulah yang meredam sedihmu, disaat menatap mayat-mayat kaku dibandara hatimu.

Akulah yang berbisik mesra ditelingamu, perihal busung lapar akan selalu mesra dengan kerusakan lingkunganmu.

Aku adalah mata semesta yang masih terjaga, sejak dermaga diujung selatan mulai mengintai tulang-tulangmu.

Aku adalah hening di pundak-pundak mutis, yang meski sehelai daun jatuh pun tak bisa mengusik keheninganku.

Aku adalah sesuatu, manisku.

Yang hanya bisa kau kenali dari tempat paling bersejarah dihatimu.

Iya, karna hanya disitu semua tentangku tertulis dengan jujur.

III. Sabda kepada kota dingin

Masih terngiang sampai disini, Mantra-mantra suci dari perbukitan Fatu'ulan itu.

Dari sana para tetua adat itu pernah bersabda: Hanya ada dua tempat yang tak bisa digambar dengan kata.

Yang pertama adalah hatimu yang begitu sunyi, dan kedua adalah kota dingin yang begitu teduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun