"Kau dari mana sampai pulang malam-malam?"
Belum sempat saya jawab, sebuah tangan mendarat tepat di pelipis saya. Ayah telah menumpahkan amarah yang ia simpan entah sejak kapan. Ia meninju seperti sedang memukul orang dewasa. Darah keluar dari lubang-lubang disekitar kepala. Saya mulai merasa kunang-kunang mulai menyerang. Bumi seakan berputar seperti gasing. Mata saya masih terbuka, melihat darah saya sendiri. Kental merah kehitaman.Â
"Nobah nai (Sudah lagi)", ibu berteriak menggunakan bahasa dawan.Â
Selanjutnya saya tak ingat apa-apa.Â
***
Keesokan harinya, saya tersadar di rumah sakit, tapi hanya sebentar. Â Mata dan mulut tak bisa di buka. Saya merasa ayah memegang pundak saya. Sepertinya ia menyesal atas apa yang ia lakukan.Â
Saya kemudian mendengar suara tangisan ibu. Ia menangis sambil bertanya-tanya tentang masa depan saya menggunakan bahasa dawan. Tiba-tiba tubuh saya dingin dan terasa beku. Itu terakhir kali saya mendengar suara ibu untuk selama-lamanya.Â
Keterangan:
[1] Uembubu:Rumah tradisional orang Timor.
[2] Naketi: Proses pengakuan kesalahan dalam tradisi orang Timor.
[3] Bahan:Pagar dari kayu.