Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kodrat Perempuan, Konstruksi Sosial, dan Belenggu Patriarki

28 Desember 2019   11:07 Diperbarui: 31 Desember 2019   15:52 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu juga jangan percaya atau dengar kalau ada yang bilang, "anak perempuan itu jangan disekolahkan karena nanti ujung-ujung kawin dengan orang punya anak laki-laki".

Kalau ada yang bilang begitu, itu pembodohan dan penipuan atau manipulasi biar perempuan terus tertinggal dan bodoh. Sekali lagi, jangan percaya!

Jadi orang-orang (umumnya laki-laki) yang biasanya bicara begitu sebetulnya maunya apa? Maaf, sepertinya mereka hanya ingin agar perempuan tetap terbelakang. Cukup kerja di kebun dan rumah saja. Tidak usah pakai otak, pakai otot saja.

Mereka bicara atas nama kodrat, adat, atau kadang atas nama perintah Tuhan. Tapi sebenarnya mereka hanya menyuarakan kebodohan dan hasrat mereka yang kacau.

Belenggu Patriarki
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial, dan penguasaan properti. Sederhananya, patriaki adalah sistem yang menguntungkan posisi laki-laki.

Contohnya begini, biasanya di dalam keluarga: rumah, tanah, dan harta benda lainnya itu hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki. Artinya apa? 

Secara tersirat sistem dalam keluarga sudah melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki dan menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki.

Contoh lain lagi, kalau menikahi janda dianggap sebagai menikahi barang bekas. Tapi kalau menikahi duda dianggap hal wajar.

Kalau dalam budaya kita orang Timor, perempuan yg diceraikan itu biasa disebut "Mpoli" atau dibuang/ditinggalkan/dilempar (istilah itu kalau salah tolong dikoreksi). Itu merupakan pelabelan yang sangat-sangat tidak baik dan merugikan posisi perempuan.

Contoh lain lagi, kadang saudara laki-laki punya hak untuk melarang dan memukul saudara perempuannya kalau berpacaran. Tapi kalau saudara laki-laki yang berpacaran, bahkan merusak kesucian perempuan yang lain, kadang dianggap wajar dan biasa saja.

Saya tambahkan contoh lain lagi, kalau menikah, marga perempuan harus mengikuti marga laki-laki dan contoh-contoh yang lainnya (kalau kawan-kawan punya contoh yang lain bisa tulis di kolom komentar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun