"Roger--Roger, tolong kirim bantuan. Invasi makhluk asing sepertinya benar terjadi. Keadaan di sini tidak bisa diterima akal," lapor Pak Romi.
"Oke, di-copy. Bantuan akan segera datang," jawab seseorang di balik HT-nya.
Belum sempat datang bala bantuan, kejadian mengerikan terjadi. Tiba-tiba leher Pak Romi berdarah, terlihat bekas cakaran, tetapi wujud sesuatu yang mencakar itu tidak nampak.
"Argh ... " Pak Romi berguling-guling di lantai saat sesuatu yang tidak tampak itu terus mencakar tubuhnya. Baju yang semula bersih, kini berlumur darah segar.
"A-apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa seperti ini?" gumam Bisma.
Bisma frustrasi melihat Pak Romi dan Rega yang sama-sama bersimbah darah. Pria muda itu lalu berteriak, "Tunjukkan wujud kalian. Apa yang kamu mau dari kami?!"
Sosok pria bertopeng mewujud di depan Bisma.
"Aku ingin kalian tunduk pada bangsa kami!" Sosok itu berhenti sejenak, "Semakin lama manusia berkuasa atas bumi, maka planet hijau ini makin rusak. Serahkan pada kami dan kalian semua bisa memilih: hidup sebagai budak atau mati cepat! Hahaha."
Bisma menggeleng cepat. Ia menangkap sinyal dari pasukan bantuan dari atas gedung seberang. Mereka memberi tanda bahwa sudah siap menyerang.
Bisma adalah anak yang diramalkan sebagai penyelamat bumi sejak hari dia dilahirkan dua puluh tahun yang lalu, sepertinya sekaranglah saat yang tepat mewujudkan ramalan tersebut.
Pasukan penyelamat mulai menyebar untuk mengepung, tinggal menunggu instruksi dari Bisma apa langkah selanjutnya.