Bukannya diam, Siska justru semakin menangis. Gadis itu segera menyambar kunci motor di atas meja belajar lalu berlari keluar dari kamar. Naas, karena tak melihat dengan jelas, ia pun tersandung tepat di depan pintu.
Ponsel yang masih tergeletak di atas lantai itu pun berdering menampakkan nama Andi di sana.
"Halo! Apa!" pekik Siska mengangkat telepon sayang, bukan suara Andi yang Siska dengan melainkan suara wanita. Wanita itu bukan lain suara operator yang mengatakan jika Andi butuh di telepon balik.
"Ngak bermodal amat!" seketika tangis Siska pecah.
Pria gendut yang melihat anak gadisnya duduk sambil memegang ponselnya itu menghampiri lalu menepuk pundaknya.
"Siapa itu? Andi anaknya Bu Nina?" tanya penuh selidik.
"Bukan! Anaknya Pak Andre!" Siska masih tergugu.
"Lah, Pak Andre bukannya suaminya Bu Nunu?" Pak Soni jadi bingung.
Deru motor tiba-tiba terdengar dari kejauhan, seseorang datang dan ...
"Loh, loh, Siska itu bukannya Andi." Pria paruh baya itu menunjuk ke arah motor yang melintas di depan rumahnya.
Siska yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum getir, ternyata Andi telah melupakannya. Baru beberapa minggu ia memutuskan hubungannya, kini Andi susah berboncengan dengan Perempuan lain.