Mohon tunggu...
Homsah
Homsah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sastra Indonesia - Universitas Pamulang

Allah❤

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Unsur Romantisme pada Novel Kerudung Merah Kirmizi Karya Remy Sylado

30 Mei 2022   18:20 Diperbarui: 30 Mei 2022   18:25 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nct Dream - Beatbox

Homsah


Judul: Kerudung Merah Kirmizi.
Pengarang: Remy Sylado.
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002.
Halaman: 616 halaman.

Novel "Kerudung Merah Kirmizi" karya Remy Sylado menggambarkan kisah cinta dua orang manusia di bawah suasana penindasan otoriter di zaman Orde Baru. Novel ini memenangkan hadiah Sastra Ekuador pada tahun 2002.

Novel ini menceritakan tentang Myrna Andriono (tokoh utama), seorang janda Pilot yang dikaruniai dua anak, dan seorang penyanyi hotel berbintang. Myrna memulai perjalanan romantis dengan Luc Sondak, seorang duda yang keren, dan bijaksana dari pulau Dewata.

Lagu populer pra-Beatles seperti "Stardust" karya Hoagy Carmichael, dan "Autumn Leaves" karya Joseph Kosma menciptakan hubungan cinta di antara keduanya.

Kerudung Merah Kirmizi ini memiliki sejumlah alur yang menjanjikan, seolah-olah kita sebagai pembaca bisa merasakan apa yang tokoh utama alami. Tokoh pendukungnya antara lain seorang aktivis mahasiswa bernama Emha, Laksmi putri Luc, Winata, seorang polisi, sahabat Marna, seorang Bos jahat, Oom Sam, dan bawahannya.

Hanya kata "kebetulan" yang bisa menghubungkan mereka. Akibatnya, Kerudung Merah Kirmizi mencerminkan sejarah perkotaan Cinderella. Perkembangan karakter hitam putih memiliki koneksi alur yang beragam, dari yang disengaja hingga yang tidak disengaja.

Kisah ini mengandung elemen heroik yang kuat. Protagonis digambarkan dengan kecerdasan, kebijaksanaan, dan penjahat  selalu dikutuk setelah melakukan sesuatu. Karakter Laksmi, Winata, Emha, Myrna, dan Luc dijamin bahagia, namun Oom Sam, dan bawahannya adalah penjahat yang selalu dijanjikan akan dibenci.

Struktur Romantisme Dalam Novel Kerudung Merah Kirmizi

a. Tema

Pokok bahasan dari novel Kerudung Merah Kirmizi ini bertemakan perjuangan para wanita yang berjuang untuk cinta sejati di tengah kesulitan hidup. 

Dalam novel ini menunjukkan  kekuatan cinta untuk mengatasi semua rintangan  yang dihadapi. Cinta adalah kekuatan terbesar untuk mengatasi semua rintangan di jalan kehidupan. Singkatnya, Myrna ingin memiliki akhir yang bahagia dengan pria yang ingin dinikahinya. Hal ini terlihat pada kutipan  novel berikut.

"Tempo hari aku menyanyi karena aku merasa itu pekerjaan yang sesuai dengan bakat, ditambah dengan kepergian Mas Andriano, aku ibarat layang-layang putus yang terbawa angin ke Samudera, hingga membutuhkan semacam pegangan. Kini meskipun aku mempunyai suami yang kudamba. 

Aku akan berfikir dua kali apakah layak atau tidak aku menyanyi lagi. Semua ini bergantung pada suamiku. Aku masih Myrna yang dulu, yang atas suka sendiri dibungkus oleh leluri-leluri lama tentang kedudukan seorang Nyonya yang wajar secara alami: berserah tapi tidak menyerah, dan patuh tapi tidak takluk".(KMK, 2000: 608)

b. Latar

Di bawah ini adalah latar lokasi novel Kerudung Merah Kirmizi.

1) Latar Tempat

Secara umum cerita ini berlatar di kota Jakarta, dan Bali. Cerita dimulai dengan latar di Jakarta, dan berakhir di  Jakarta.

2) Latar Suasana

Latar suasana novel Kerudung Merah Kirmizi tersebut dijelaskan dalam kutipan novel berikut.

"Aku seperti gila waktu itu, meraung-raung di depan liang lahat, ingin dikuburkan hidup-hidup bersama suamiku. Setelah itu, berbulan bulan lamanya aku dicekam putus asa, bimbang, gamang, lantas bernudup dan meratap. Aku merasa bagai seekor anak menjangan yang terbingung oleh takdir di belantara serba harimau, singa, ular, setan". (KMK, 2000:3)

Latar di atas menunjukkan kesedihan mendalam Marna atas kematian suaminya. Kematian suaminya membuatnya sangat sedih karena orang yang dicintainya telah tiada. Setelah kematian suaminya, dia merasa seperti rusa yang ditinggalkan oleh ibunya, dan kehilangan kemampuannya untuk hidup. Setiap kali mengingat kejadian ini, air mata mengalir begitu saja di pipinya. Suasana sedih selalu terukir diwajah Myrna saat mengingat kejadian tersebut, membuatnya selalu meneteskan air mata saat mengingat kejadian masa lalu.

Sejak suaminya pergi, Myrna benci mendengar nama itu. Myrna sendiri adalah seorang janda, karenanya banyak orang beranggapan bahwa janda adalah wanita yang memaksa suami orang lain atau janda membawa hal-hal negatif.

Myrna terguncang.” Saya paling benci mendengar istilah itu. Dan Myrna menangis. Airmatanya meleleh di kedua pipi. Dia terisak pula.(KMK, 2000:68)

"Berseri wajah Luc. Kecerian bertunas di hatinya. Pasti ada perkembangan yang tidak diduganya tiba-tiba meredahkan  perasaannya. Berarti bukan kerena lagu itu. Tapi pelaku yang  melantunkan lagu itu".(KMK, 2000:60)

Suasana di atas menjadi bukti betapa bahagianya hati Luc saat itu. Dia merasa kagum pada penyanyi yang berada di ruang tamu, yang tidak lain adalah Myrna.

"Luc menyambut tangan itu, menatap mata Myrna, dan ada semacam aliran mirip listrik disitu, menyebabkan jabatan tangan itu tergenggam cukup lama". (KMK, 2000:63)

c. Tokoh dan Penokohan

1). Myrna Monika, lebih dikenal sebagai Myrna Andriano, adalah tokoh utama dalam novel ini. Keterlibatan Myrna dengan karakter, dan peristiwa cerita lebih intens daripada karakter lainnya. Karakter Myrna memiliki sifat sabar.

2). Luc Sondak adalah seorang Profesor, dan Dosen di bidang Ekonomi. Luc Sondak tinggal di Bali. Ia memiliki seorang putri bernama Laksmi. Luc Sondak adalah seorang duda dan jatuh cinta pada Myrna. Luc Sondak adalah seorang yang romantis.

Pesan yang dapat diambil dari novel KMK ini antara lain:

1.Mengambil tema cinta dalam kehidupan sehari-hari, penulis ingin memberikan pembaca sebuah cerita  sederhana, "kehidupan biasa", sesuai dengan kodratnya.

2.Penulis menyinggung tentang sistem kehidupan saat ini. Banyak yang mengharapkan perubahan perilaku, kepribadian, dan kebiasaan buruk, namun tanpa sadar kita semua terjebak dalam mempertahankan, dan melakukannya.

3.  Terkadang kita lebih suka menyesali sesuatu daripada menyadari lebih cepat bahwa itu akan baik atau buruk bagi kita di masa depan.

4.Kirmizi adalah merah kotor, tetapi keajaiban dapat disaksikan  melalui orang lain yang mencintaimu, seseorang yang cintanya yang besar dapat membuatnya semurni salju.

Sastra Indonesia

Universita Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun