Mohon tunggu...
Nur Halipah
Nur Halipah Mohon Tunggu... Editor - Ordinary girl with extraordinary life

Freelance with Freedom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Antara Gaya Belajar dan Kemampuan Menulis

20 Februari 2019   22:26 Diperbarui: 22 Februari 2019   11:36 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menciptakan Gaya Penuturan dan Memilih Genre Tulisan

Tanpa kita sadari, sebenarnya tipe gaya belajar ini cukup berpengaruh dalam membentuk gaya bertutur seseorang. Orang-orang dengan tipe visual cendurung membuat kalimat secara tertata. Mungkin tulisan yang kita baca akan sedikit kaku, tetapi inti yang ditulis mudah dipahami dan efektif. Individu visual biasanya cocok untuk menulis genre nonfiksi, seperti artikel atau opini yang membutuhkan ketajaman berpikir dan pengamatan mendalam.

Di sisi lain, individu auditori dapat menyusun kalimat lebih fleksibel. Individu auditori cenderung memasukkan unsur perasaan ke dalam tulisannya karena terbiasa "mendengarkan" orang lain sebagai sumber inspirasi. Menulis fiksi akan memudahkan individu auditori dan karena itulah saya lebih nyaman menulis dan mempelajari fiksi.

Untuk individu kinestatis, biasanya adalah gabungan dari dua tipe lain. Gaya belajar yang lebih "bebas" membuat individu kinestatis bisa bertindak seperti bunglon selama nyaman dan antusias dengan hal yang dipelajari.

Namun, kecenderungan tersebut bukan berarti membuaat kreativitas individu terbatas. Gaya penuturan dan genre tulisan bisa dilatih jika kita berusaha untuk belajar. 

Tetap gunakan tipe belajar dominan kalian, tetapi cobalah untuk mengombinasikan dengan tipe gaya belajar yang lain. Seperti yang saya lakukan, saya menulis genre nonfiksi dan kalian sedang membaca proses belajar saya saat ini.

Setelah kita tahu cara menyerap informasi melalui tipe gaya belajar, maka proses selanjutnya adalah mengatur dan mengolah informasi. Lalu, bagaimana proses kita mengatur dan mengolah informasi yang kita pelajari untuk mengembangkan kemampuan menulis?

Pertama, memilih ide. Dari kumpulan ide yang telah kita dapatkan, coba pilih ide-ide yang memiliki benang merah. Paling mudah adalah mengumpulkan dalam bentuk poin-poin. Gunanya, agar kita dapat menulis secara terstruktur. Ide -ide lain yang belum terpakai sebaiknya disimpan. Kita dapat menggunakannya untuk topik lain.

Kedua, menulis hal yang membuat kita nyaman. Kumpulan poin-poin penting yang telah kita satukan, kemudian kita jabarkan menjadi sebuah tulisan. Buatlah tulisan yang nyaman untuk kita buat. Fokuskan untuk menyampaikan ide yang dapat dipahami oleh pembaca.

Ketiga, meminta pendapat orang lain. Untuk mengetahui perkembangan tulisan kita, tentu saja kita butuh orang lain sebagai pengevaluasi. Carilah kawan yang dapat menilai secara objektif. Jadikan setiap kritik dan saran sebagai modal untuk menjadi individu yang lebih baik. Saya pernah mendengar kata-kata bijak. "Jangan lihat siapa yang berbicara, tetapi dengar apa yang dia bicarakan." Prinsip itulah yang selalu saya terapkan dalam evaluasi tulisan saya.

Keempat, membuat daftar kekurangan dan kelebihan tulisan. Setelah menampung saran-saran yang kita dapatkan, langkah selanjutnya adalah membuat poin-poin kekurangan  dan kelebihan dari tulisan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun