Mohon tunggu...
Nur Cholish Majid
Nur Cholish Majid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berkelana sambil belajar

Seorang Musafir Kelana

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Andai Keluarga Jamila dan Sadikin Tau Ini!

19 Januari 2022   20:42 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:31 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SC Website Allianz (Dok. Pribadi)

Juni 2017 saya sekeluarga memanfaatkan libur lebaran untuk liburan bersama bapak, ibu, istri, anak, adik, ipar dan keponakan semuanya ikut. Kami menikmati suasana kebersamaan di pantai, taman bermain dan melihat penangkaran buaya di kota Balikpapan.

Akan tetapi tepat seminggu setelahnya, saya yang tinggal di Kota Tenggarong dikejutkan dengan kabar bapak jatuh sakit dan dilarikan hingga ke RSUD Parikesit Tenggarong, yang menandakan bahwa sakitnya cukup parah.

Padahal selama ini bapak yang kami kenal jarang sekali sakit dan selalu tampak bugar bahkan ketika liburan beliau masih sangat gagah untuk menggendong cucu-cucunya, meski usia beliau sudah lebih dari setengah abad.

Dari keterangan dokter bapak diketahui mengidap penyakit ginjal yang juga ditambah dengan jantung serta tekanan darah tinggi. Saat itu dokter menyarankan untuk segera dilakukan tindakan operasi.

Pikiran saya segera meluncur pada satu dekade yang lalu. Belajar dari pengalaman pahit yang dialami paman saya, saat bibi didiagnosa terkena kanker mulut rahim stadium 4.

Saya waktu itu sudah bersiap apabila bapak harus menjalani perawatan yang panjang. Selain untuk biaya perawatan juga ada tanggungan untuk ibu dan dua orang adik saya yang masing-masing masih duduk di bangku SMP dan SD.

Pikiran saya saat itu adalah untuk merelakan kendaraan roda empat yang baru setengah tahun berhasil dibeli asalkan bisa menutupi seluruh biaya dan bersiap menjadi generasi sandwich apabila bapak tidak sanggup lagi bekerja karena penyakitnya atau karena kemungkinan terburuk lainnya.

Untungnya Ibu Suharti (agen Allianz Tenggarong) yang juga orang yang telah berhasil membujuk bapak ikut asuransi tanpa sepengetahuan kami, memberitahu bahwa bapak adalah pemegang polis asuransi Allianz.

Saat itu pemahaman saya tentang asuransi masih sangat sempit. Bagi saya untuk asuransi kesehatan cukup dengan jamkesda atau BPJS.

Saya tidak terpikirkan biaya-biaya lain diluar yang ditanggung oleh BPJS

Saat itulah literasi saya tentang asuransi meningkat. Bapak ternyata pemegang polis Allisya, produk asuransi syariah dari Allianz yang sayapun yakin sebenarnya bapak tidak terlalu paham akan produk itu.

Ini menjadi semacam berkah di balik musibah, dengan sakitnya bapak kami jadi paham arti pentingnya asuransi, dan apa saja manfaatnya selain meng-cover biaya, juga ada santunan dan investasi di dalamnya.

Padahal sebelum itu, saya seringkali kesal ketika dihubungi oleh nomor yang tidak dikenal, yang ketika diangkat ternyata sales asuransi. Bahkan ada sales yang bekerjasama dengan bank langsung menodong meminta data diri tanpa tedeng aling-aling begitu dijawab panggilan teleponnya.

Saya cukup meremehkan asuransi dan merasa BPJS kesehatan sudah cukup untuk meng-cover seluruh biaya apabila jatuh sakit.

Namun semuanya berubah semenjak bapak jatuh sakit. Ternyata biaya yang dikeluarkan tidak hanya biaya berobat namun ada cost akibat tidak bekerja karena sakit, biaya menunggu di rumah sakit dan transportasi dari kampung halaman yang cukup jauh dari rumah sakit yang kesemuanya tidak di-cover oleh BPJS.

Meski waktu itu belum begitu paham bagaimana seluk beluk asuransi dan membayangkan proses klaim yang ribet, ternyata diluar dugaan, agen yang menawari bapak sangat bersahabat dan membantu proses klaim sampai tuntas sehingga meng-cover seluruh biaya di luar yang ditanggung BPJS bahkan dapat lebih lagi.

Saat itu sebagian sudah dilakukan secara online. Saya diarahkan pada website Allianz dan memasukkan nomor polis serta mengisi data. Ketika data sudah diterima maka form klaim dikirimkan ke email saya untuk kemudian diisi dan dicetak, lalu dikirimkan kembali beserta buku polisnya.

FotoCopy Form Klaim asuransi bapak (Dok. Pribadi)
FotoCopy Form Klaim asuransi bapak (Dok. Pribadi)

Ketika itu banyak teman-teman bapak yang juga ikut asuransi bertanya-tanya. Mereka ada yang sudah berhenti membayar polis karena melihat posisi outstanding investasinya yang selalu lebih rendah dari polis yang dibayarkan sehingga takut mengalami kerugian.

Namun ketika melihat pengalaman bapak, banyak juga yang menyesal karena besarnya manfaat yang dirasakan.

Alhamdulillah pengobatan yang dijalani bapak tidak menjadi beban secara ekonomi baik bagi bapak pribadi maupun kami anak-anaknya. Walaupun takdir berkata lain dengan berpulangnya bapak pada akhir tahun itu.

Padahal saat itu bayangan menjadi keluarga Jamila (jadi miskin lagi) ataupun Sadikin (Sakit dikit miskin) sudah berada di depan mata. Impian keluarga yang kami bangun bertahun-tahun bisa sirna dalam hitungan hari

Bahkan bagi generasi milenial saat ini yang dikenal sebagai generasi sandwich, itu akan sangat memukul ekonomi mereka, sehingga semakin banyak yang jatuh menjadi keluarga Jamila dan Sadikin.

Saya berandai-andai, sekiranya bibi dahulu merupakan pemegang polis asuransi Allianz Cancer. Tentu kehidupan paman akan lebih baik, tanpa harus bergantung secara ekonomi pada anak dan saudara-saudaranya.

Berbagai macam pengobatan dan cara dilakukan hingga menghabiskan seluruh asset beliau, meski akhirnya bibi tak kuasa melawan takdir setelah lebih dari tiga tahun berjuang.

Saya yakin, paman tidak akan pernah menyesal untuk menghabiskan seluruh harta bagi istri tercintanya. Namun setelah itu paman tidak pernah bisa bangkit lagi.

Walau kehilangan memang sangat menyakitkan dan bisa memukul mental dengan sangat dalam.

Musibah yang diterima paman sungguh berat, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah kehilangan belahan jiwa, hilang pula seluruh harta. Hati yang luka bagai disiram air garam tanpa kesempatan untuk bangkit.

Meski tidak ada jaminan kesembuhan bagi luka mental yang dialami akibat perjuangan panjang yang melelahkan hingga berujung kehilangan. Namun setidaknya asuransi akan membantu menjaga sementara saat proses pemulihan diri agar tidak terperosok jauh lebih dalam.

Seperti yang juga terjadi pada beberapa tetangga di kampung halaman bapak di hulu Sungai Mahakam. Hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun seperti mobil, tanah, bahkan rumah habis terjual untuk biaya berobat orang yang dikasihi.

Bahkan paman saya pernah berucap, "ini saatnya harta menolong pemiliknya" saat menjual mobil kesayangannya untuk biaya berobat bibi.

Meskipun saya tahu itu sebagai bentuk cinta kasih, yang akan berbalas pahala hingga surga, namun jika ada cara yang bisa diambil untuk menutup ongkos ekonomi yang mungkin terjadi kenapa tidak?

Karena seperti yang saya alami, akan sangat besar ongkos baik dari segi finansial, fisik maupun mental bahkan masa depan.

Dengan asuransi setidaknya akan mengurangi beban finansial, yang sekaligus pula membantu mengurangi tekanan mental, untuk selanjutnya menyelamatkan fondasi bangunan impian masa depan.

Sekarang milenial tidak perlu bingung lagi akan asuransi kesehatan karena sudah ada asuransi kesehatan online seperti yang diterapkan oleh Allianz melalui Allianz OptimAll.

Generasi sandwich pun yang berusaha untuk mapan dengan tetap berbakti kepada orang tua sebaiknya mendaftar asuransi online. Dengan proses registrasi yang cepat serta metode pembayaran yang beragam akan memudahkan bagi para milenial yang sibuk mengejar impiannya untuk berasuransi hanya lewat gawainya sehingga Lebih OptimAll.

Belum lagi dengan fasilitas konsultasi dokter secara online yang memudahkan milenial untuk bertanya tentang gejala dan risiko penyakit yang mungkin dialami untuk menghindari risiko yang lebih besar di masa akan datang.

Saya memang belum pernah mengajukan klaim secara pribadi, dan semoga tidak ada klaim sehingga saya cukup mengambil manfaatnya melalui pembagian hasil investasinya saja. Namun jikapun suatu saat saya harus mengajukan klaim, saya yakin dengan pengalaman klaim asuransi bapak di masa lalu yang cukup mudah, sekarang dengan era asuransi online akan jauh Lebih OptimAll.

Asuransi sekarang bukanlah beban dengan membayar preminya, namun asuransi adalah investasi, agar kaum milenial terutama generasi sandwich tidak menjadi Keluarga Jamila dan Sadikin karena sakit yang diderita.

Saatnya Indonesia sehat secara menyeluruh, dari fisik, mental hingga finansial untuk masa depan yang lebih mapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun