Saat itulah literasi saya tentang asuransi meningkat. Bapak ternyata pemegang polis Allisya, produk asuransi syariah dari Allianz yang sayapun yakin sebenarnya bapak tidak terlalu paham akan produk itu.
Ini menjadi semacam berkah di balik musibah, dengan sakitnya bapak kami jadi paham arti pentingnya asuransi, dan apa saja manfaatnya selain meng-cover biaya, juga ada santunan dan investasi di dalamnya.
Padahal sebelum itu, saya seringkali kesal ketika dihubungi oleh nomor yang tidak dikenal, yang ketika diangkat ternyata sales asuransi. Bahkan ada sales yang bekerjasama dengan bank langsung menodong meminta data diri tanpa tedeng aling-aling begitu dijawab panggilan teleponnya.
Saya cukup meremehkan asuransi dan merasa BPJS kesehatan sudah cukup untuk meng-cover seluruh biaya apabila jatuh sakit.
Namun semuanya berubah semenjak bapak jatuh sakit. Ternyata biaya yang dikeluarkan tidak hanya biaya berobat namun ada cost akibat tidak bekerja karena sakit, biaya menunggu di rumah sakit dan transportasi dari kampung halaman yang cukup jauh dari rumah sakit yang kesemuanya tidak di-cover oleh BPJS.
Meski waktu itu belum begitu paham bagaimana seluk beluk asuransi dan membayangkan proses klaim yang ribet, ternyata diluar dugaan, agen yang menawari bapak sangat bersahabat dan membantu proses klaim sampai tuntas sehingga meng-cover seluruh biaya di luar yang ditanggung BPJS bahkan dapat lebih lagi.
Saat itu sebagian sudah dilakukan secara online. Saya diarahkan pada website Allianz dan memasukkan nomor polis serta mengisi data. Ketika data sudah diterima maka form klaim dikirimkan ke email saya untuk kemudian diisi dan dicetak, lalu dikirimkan kembali beserta buku polisnya.
Ketika itu banyak teman-teman bapak yang juga ikut asuransi bertanya-tanya. Mereka ada yang sudah berhenti membayar polis karena melihat posisi outstanding investasinya yang selalu lebih rendah dari polis yang dibayarkan sehingga takut mengalami kerugian.
Namun ketika melihat pengalaman bapak, banyak juga yang menyesal karena besarnya manfaat yang dirasakan.
Alhamdulillah pengobatan yang dijalani bapak tidak menjadi beban secara ekonomi baik bagi bapak pribadi maupun kami anak-anaknya. Walaupun takdir berkata lain dengan berpulangnya bapak pada akhir tahun itu.