Baca juga : Kekuatan di Balik Anonimitas terhadap Cyber Bullying
Berikutnya adalah Russia, studi dan penelitian yang ditulis dalam Themoscowtimes.com menyimpulkan bahwa 1 dari 4 anak di Rusia mengalami perundungan di sekolahnya. Ada hampir 30 persen anak sekolah di Rusia telah mengalami kasus bully. Itu belum termasuk dengan kasus perundungan yang terjadi dalam media sosial dan online lainnya.Â
Hal ini menjadikan Rusia sebagai negara dengan kasus perundungan tertinggi kedua di dunia. Dan yang terakhir adalah Austria, kasus terbanyak juga masih didominasi dengan perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah dan akademi.Â
Selain itu, perundungan secara online juga masif terjadi di negara berpopulasi 9 juta jiwa ini. Namun, perlu dicatat bahwa perundungan yang terjadi di Austria kebanyakan terjadi hanya pada cara verbal dan online. Karena Austria juga memiliki budaya yang sudah mapan dan taat pada peraturan, kejadian bully sekecil apapun pasti akan terpantau.
Dalam tulisan Saya yang sebelumnya, yang berjudul Kurikulum Anti Bullying yang termuat di Kompasiana, Saya sudah menyertakan saran dari Saya pribadi untuk mengatasi serta meminimalisir kasus bullying yang ada di Indonesia dengan menyediakan ruang khusus bagi mereka yang sedang mengalami tekanan mental. Namun sayangnya, Saya tidak memiliki cukup kekuatan untuk menyuarakan ide itu, sehingga Saya harus legowo jika tulisan itu hanya menjadi arsip di Kompasiana.
Saya pribadi merasa sedih jika harus menemui kasus orang yang bunuh diri akibat bullying, karena sekali lagi, Saya salah satu korban dari perundungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H