Mohon tunggu...
HMPSEP UNPAR
HMPSEP UNPAR Mohon Tunggu... Ilmuwan - Himpunan Mahasiswa Program Sarjana Ekonomi Pembangunan

HMPSEP

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Virus Corona, Pemicu Krisis Ekonomi Global

29 Februari 2020   19:02 Diperbarui: 29 Februari 2020   19:51 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Corona, Pemicu Krisis Ekonomi Global

Dunia digegerkan oleh munculnya virus baru pada akhir tahun 2019. Virus yang dikenal bernama corona ini terdeteksi pertama kali di kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 8 Desember 2019 dan dilaporkan ke WHO (World Health Organization) tepatnya pada 31 Desember 2019. Kemudian sebulan setelahnya, yakni 30 Januari 2019, WHO secara resmi mendeklarasikan kondisi Darurat Kesehatan Publik atas Keprihatinan Nasional.

Wuhan merupakan ibu kota provinsi Hubei, Tiongkok. Kota tersebut memiliki jumlah penduduk mencapai 9.100.000 jiwa dan menjadi kota terpadat di bagian pusat Tiongkok dengan kepadatan penduduk sebesar 1.200 jiwa per kilometer persegi (Azanella, 2020). Kota ini dikenal sebagai kota industri karena memiliki perekonomian yang sangat kuat dan menjadi lokasi sejumlah industri besar seperti industri mobil lokal dan produksi baja. Sehingga, kota ini memiliki peran yang begitu signifikan terhadap kondisi perekonomian negara Tiongkok.

Selain itu, Wuhan dikenal sebagai kota penghubung kawasan Tiongkok Tengah terutama pada sektor pelabuhan. Kota ini juga dikenal sebagai kota yang menyediakan sederet perguruan tinggi. Setidaknya terdapat puluhan lembaga pendidikan tinggi di sana, misalnya adalah Wuhan University dan Huazhong University of Science and Technology. Kota ini juga menjadi kota ke-5 di Tiongkok dengan jumlah pelajar terbanyak, setelah Shanghai, hangzhou, Xi'an, dan Nanjing (Azanella, 2020).

Pada tanggal 11 Februari 2020, secara resmi WHO (World Health Organization)  menetapkan nama virus corona menjadi COVID-19 dengan "CO" mewakili corona, "VI" untuk virus, D untuk penyakit (disease), dan angka "19" berkaitan dengan tahun ketika kasus pertama muncul di Tiongkok, yaitu tahun 2019. Virus ini sebelumnya dijuluki 2019-nCoV namun, kini telah ditetapkan oleh Komite Taksonomi Virus Internasional menjadi COVID-19 (Arbar, 2020).

Berdasarkan laporan resmi dari WHO (World Health Organization) dan berdasarkan data dari Johns Hopkins CSEE (Center for System Science and Engineering) data korban yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia pada Selasa (28/1/2020) sekitar pukul 11.00 WIB, tercatat 6.057 orang dan  korban  yang meninggal akibat virus mencapai 132 orang,  serta sebanyak 110 orang sembuh dari virus corona (Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering, 2020).

Data diperbaharui oleh Johns Hopkins CSSE (Center for Systems Science and Engineering) pada Jumat (28/2/2020) pukul 12.00 WIB bahwa jumlah korban terinfeksi mencapai 83.376 orang dan sebanyak 2.858 orang meninggal dunia. Namun, dibalik itu terdapat 36.555 orang yang telah dipastikan sembuh dari virus ini (Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering, 2020).

Dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan, korban terinfeksi virus corona meningkat secara signifikan hingga lebih dari 10 kali lipat. Peningkatan ini terus terjadi karena belum ditemukannya obat atau vaksin yang teruji klinis dapat mengobati virus ini. Menurut pemerintah Tiongkok pada Jumat (21/02/2020), vaksin pertama untuk penyakit COVID-19 ini telah ditemukan namun masih akan melalui uji klinis pada sekitar akhir April mendatang (Abrar, 2020).

Menurut WHO (World Health Organization), korban virus corona telah jauh melebihi virus SARS-CoV yang ditemukan tahun 2002 di negara yang sama, yaitu Tiongkok. Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merupakan infeksi saluran pernapasan berat yang disertai dengan gejala saluran pencernaan. Sebanyak 777 orang korban meninggal dari 8.098 orang yang terjangkit virus ini, tingkat kematian dari virus SARS mencapai 10 persen (Dewi, 2020).

Virus Corona tidak hanya menjangkit di wilayah China, tetapi sudah menyebar ke beberapa negara di berbagai benua. Berikut data jumlah korban terjangkit virus di beberapa negara di seluruh dunia berdasarkan jiwa

Sumber: Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering, 2020 
Sumber: Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering, 2020 

Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Tiongkok

Peran pemerintah Tiongkok dalam menangani penanganan virus COVID-19 ini sangatlah besar. Epidemi atau pola penyebaran virus corona menghabiskan biaya penanganan termahal sejak dua dekade terakhir, dibandingkan dengan wabah penyakit SARS pada tahun 2003 yang mencapai US$ 40 miliar, dan virus Ebola sebesar US$ 53 miliar pada tahun 2013 (Learnbonds, 2020).

Diproyeksi  penanganan virus corona bisa menghabiskan biaya hingga US$ 62 miliar atau setara dengan Rp 850,1 triliun. Pemerintah Tiongkok melakukan tindakan mulai dari membangun rumah sakit khusus corona hingga mengkarantina total 50 juta lebih warganya.

Situasi ini membuat aktivitas bisnis non-vital Tiongkok kendur. Hal ini terjadi akibat banyak fasilitas umum yang dibatasi, seperti transportasi umum dan juga rumah sakit. Sementara itu, terdapat beberapa restoran cepat saji yang menutup restorannya sementara waktu, seperti Burger king, Popeyes, Hortons, dan masih banyak lagi. 

Perkantoran, toko, dan pabrik tutup dan para pekerja diliburkan. Contohnya perusahaan smartphone ternama yaitu Apple menutup pabrik produksi yang berpusat di Wuhan, brand ternama seperti Nike, Adidas hingga Capri Holdings harus merugi produksinya karena banyak toko yang tutup. Merek-merek terkenal ini sudah memberikan informasi kepada para investor soal penjualan yang dapat turun derastis akibat virus corona.

Terjadi demand-pull inflation di negara Tiongkok, dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) negara tersebut mencapai level tertinggi, dari 4,9% menjadi 5,4%. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masyarakat  yang meningkatkan jumlah stock cadangan makanan dan menimbun makanan, sehingga jumlah barang yang tersedia di pasar menipis sementara permintaan terus meningkat.

Selain itu sektor pariwisata dan manufaktur Tiongkok pun ikut terkena dampak Virus Corona. Pemerintah telah menghimbau seluruh warganya untuk menunda dan membatalkan perjalanan wisata baik keluar negeri maupun domestik. Sejalan dengan itu, negara-negara lain juga melarang warga mereka untuk berkunjung ke Tiongkok sementara waktu.

World Bank khawatir bahwa virus ini akan mempengaruhi perekonomian global hingga 10 persen. Upaya yang dilakukan adalah dengan mempertahankan kondisi ekonomi domestic Tiongkok dengan harapan akan menekan dampak yang lebih luas akibat krisis (CNN Indonesia, 2020).

Kondisi negara Tiongkok diprediksi akan memicu perlambatan ekonomi global karena Tiongkok menyumbangkan sepertiga pertumbuhan ekonomi di dunia. Lebih besar daripada gabungan AS, Eropa, dan Jepang. Kontribusi Tiongkok pada PDB global mencapai 19,24% (Daud, 2020).

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok turun dari 6% pada 2019 menjadi 5,6% pada tahun 2020 (Daud, 2020). Hal itu akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global 2020 sebesar 0,2% menjadi 2,3% pada kuartal pertama. Perlambatan ini menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan global satu dekade silam.

Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Indonesia

Masalah dari pengaruh virus ini meluas semakin besar ke berbagai penjuru dunia, salah satunya kepada Indonesia. Negara asal virus ini melanda merupakan negara yang berperan sebagai global value chain perdagangan, baik dalam produksi maupun kontribusi turis untuk Indonesia. FDI (Foreign Direct Investment) Indonesia juga terpengaruh. Secara umum, sejak tahun 2019, 4 kuartal berturut-turut impor Indonesia sudah kontraksi. Dengan corona virus akan  mengalami penurunan. 

Apabila pertumbuhan ekonomi Tiongkok melemah 1% dari baseline mereka 6%, Indonesia akan mengalami penurunan 0,3%-06%. Angka ini cukup besar karena baseline pertumbuhan Indonesia adalah 5,02% dari pertumbuhan ekonomi 2019. Oleh karena itu, untuk memperkecil dampak negatif virus corona terhadap perekonomian Indonesia, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan fiskal ditambah kebijakan sektor riil seperti Omnibus Law Cipta Kerja (Kemenkeu, 2020).

Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan untuk Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa pengaruh virus corona terhadap perekonomian indonesia adalah terhadap penurunan sektor pariwisata Indonesia, pertumbuhan ekonomi, sektor ekspor impor. Sektor pariwisata terpengaruh karena terhentinya kunjungan turis China yang sering mengunjungi pariwisata Indonesia terutama di Nusa Penida, Bali. Virus tersebut telah mengakibatkan kunjungan wisatawan turun 100% sehingga membuat pemerintah khawatir. 

Sedangkan, Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, virus corona merupakan salah satu tantangan utama Indonesia dalam mengawali tahun 2020. Virus corona menyebabkan penurunan perekonomian Indonesia sebesar 0,1%  hingga 0,29% (kompas.com, 2020).Selain itu, di sektor ekspor maupun impor permintaan Tiongkok juga akan mempengaruhi harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara dan kelapa sawit. 

Alasan ekonomi Tiongkok berpengaruh terhadap Indonesia karena Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan aktivitas perdagangan tersebut membuat Indonesia memiliki ketergantungan dengan Tiongkok. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2019, ekspor non migas ke Tiongkok mencapai US$ 25,85 miliar setara 16,68% dari total ekspor non migas. Tidak hanya tujuan ekspor, Tiongkok juga menjadi Negara importir terbesar bagi Indonesia.Sepanjang 2019, impor dari Tiongkok sebesar US$ 44,58 miliar, atau 29,95% dari total impor. 

Kesimpulan 

Terjadinya wabah virus corona atau “COVID-19” memang tidak bisa dihindari dan diprediksi. China telah mengambil tindakan cepat untuk menghentikan penyebaran dan penanganan virus ini, kemudian menjadi contoh bagi negara lain. Penanganan dilakukan dengan membangun sistem pencegahan dan pengendalian multiarah dan multilevel dari pusat hingga daerah dengan fokus pada Kota Wuhan dan Provinsi Hubei. 

Menurut Duta Besar China, Xiao Qian, serangkaian langkah telah diambil pada tingkat pusat, antara lain perpanjangan liburan tahun baru Imlek, pembatasan pergerakan orang, perkuatan pengendalian lalu lintas, alokasi sumber daya medis secara seragam, pengendalian kegiatan berskala besar, serta penerapan kebijakan subsidi kepada pasien. 

Tiongkok dikenal sebagai tempat pengobatan tradisional yang diandalkan, sehingga otoritas kesehatan pun  memperkuat perawatan medis dengan mengintegrasikan pengobatan tradisional Tiongkok dan Barat. 

Selain itu, penanganan virus corona di Singapura dilakukan dengan cara turis mancanegara yang baru tiba di Singapura secara otomatis diperiksa untuk mengetahui gejala demam, pilek, batuk guna mencari tanda-tanda virus corona. Singapura menerapkan mekanisme pelacakan kontak yang sangat canggih untuk mengetahui dari mereka yang terinfeksi sehingga dapat di karantina dan dipantau lebih lanjut.

Di Indonesia, pelaksanaan penanganan dengan cara karantina bagi WNI yang baru berpulang dari China adalah salah satu contoh pencegahan penyebaran virus agar tidak mewabah dan sekaligus sebagai langkah awal untuk mencegah virus corona mengganggu perekonomian Indonesia secara langsung.

Daftar Pustaka

Abrar, T. F. (2020). China Klaim Vaksin Corona Ditemukan. Indonesia: CNBC Indonesia News.

Arbar, T. F. (2020). Ini Beda Nama Baru Corona, COVID-19 & SARS-Cov-2. Jakarta: CNBC Indonesia.

Azanella, L. A. (2020, January 28). Kompas, Jendela Melihat Dunia. Dipetik February 26, 2020, dari Menilik Wuhan, Kota Kuno China yang Diisolasi karena Virus Corona.

CNN Indonesia. (2020, February 4). CNN Indonesia. Dipetik February 16, 2020, dari Bank Dunia Akan Tinjau Dampak Virus Corona pada Ekonomi China.

Daud, A. (2020, February 23). Kata Data. Dipetik February 26, 2020, dari Dampak Corona, IMF Ramal Laju Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 30 Tahun.

Dewi, R. K. (2020, January 26). Kompas, Jendela Melihat Dunia. Dipetik February 26, 2020, dari Virus Corona, SARS, dan MERS, Manakah yang Paling Berbahaya?

Johns Hopkins Center for Systems Science and Engineering. (2020, February 26). Gisand Data. Dipetik February 26, 2020, dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins.

Kemenkeu. (2020, February 19). Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Dipetik February 28, 2020, dari Perkecil Dampak Virus Corona pada Ekonomi, Pemerintah Lakukan Upaya Ini.

kompas.com. (2020). Dampak Virus Corona di RI Lebih karena Ekonomi China Tertekan. Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun