Bendera Setengah Tiang adalah novel yang menceritakan tentang salah satu organisasi dari Universitas Veteran 10 November. Organisasi yang sering disebut GEMARAN Gerakan Mahasiswa Veteran ini bergerak dibidang sosial dan hak asasi manusia. GEMARAN yang diketuai oleh Genta Ganendra sudah banyak melakukan aksi untuk menuntut hal yang melenceng dari aturan. Di dalam novel ini terdapat beberapa kasus yang coba Genta dan anggota GEMARAN lainnya tuntut keadilannya.
Pemberenderan organisasi pers mahasiswa Warta Mahasiswa yang tiba-tiba saja dibatasi kegiatannya membuat kecurigaan banyak mahasiswa. Hal ini bermula ketika Warta Mahasiswa mengangkat berita kejahatan seksual yang terjadi di lingkungan kampus. Mereka berusaha mengungkap pelaku dari kejahatan seksual ini, yang diduga merupakan orang petinggi kampus. Pihak kampus beranggapan bahwa Warta Mahasiswa melanggar peraturan kampus karena hal itu organisasi tersebut dibekukan.
Dalam usaha penuntutan keadilan yang dilakukan oleh Genta dan lainnya tentu tidak semulus itu. Pasalnya BEM Badan Eksekutif Mahasiswa dan DPM Dewan Perwakilan Mahasiswa yang seharusnya mengayomi dan menampung segala keluh kesah para mahasiswa malah terlihat acuh, seperti terlihat menjadi kaki tangan para petinggi kampus. Mereka seolah tuli dan buta dengan segala kejadian yang ada.
Ditengah gempuran kasus yang terjadi, muncul masalah baru yang menjadi pemantik kemarahan para mahasiswa yaitu runtuhnya gedung UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Sebelumnya Genta sempat mengajukan proposal perbaikan untuk gedung ini kepada BEM. Akibat runtunya gedung UKM ini terdapat dua mahasiswa meninggal dunia, dua mahasiswa mengalami cacat permanen, dan tiga mahasiswa terbaring koma. Dari tiga mahasiswa yang terbaring koma ini salah satunya adalah Genta Ganendra, Ketua GEMARAN dan juga orang yang mengajukan proposal perbaikan gedung UKM.
Atas kejadian ini tentunya menambah gelombang kemarahan para mahasiswa. Hal ini menimbulkan aksi unjuk rasa besar yang dikenal sebagai 'Tragedi Sabtu Berdarah'. Julukan ini tentu tidak muncul tanpa sebab yang pasti. Disaat mereka tengah melakukan aksi unjuk rasa yang dimulai dari tugu simpang tiga menuju rektorat, tiba-tiba menjadi tidak kondusif. Ada orang luar yang mengacau aksi ini dan menculik ke tujuh mahasiswa yang merupakah anggota GEMARAN.
Kelebihan Buku
Novel Bendera Setengah Tiang ini menawarkan tema yang sangat berbeda dengan kebanyakan kisah adaptasi alternative universe lain, yakni mengenai memperjuangkan keadilan yang erat kaitannya dengan politik dan kekuasaan.
Alur kisah dalam novel ini terstruktur dan dituliskan secara mendetail, sehingga pembaca dapat merasakan secara langsung perasaan yang dialami masing-masing tokoh, seolah-olah sedang berada didalam cerita.
Kisah para tokoh yang menarik simpati. Salah satu tokohnya yaitu Alan. Ia adalah anak yang serba berkecukupan secara materi, tetepi ia kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk bekerja.
Novel dituliskan dengan bahasa yang semi formal, dengan menggunakan pilihan kata yang indah dan tidak marak digunakan, tetapi masih mudah untuk dimengerti.
Kisah dalam novel Bendera Setengah Tiang ini dapat memberikan pesan positif tentang arti sebuah keluarga dan 'rumah'. Dan juga pembelajaran kepada pembaca mengenai arti keadilan, power atau kekuasaan, dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran.