Mohon tunggu...
Dilia Hizwa
Dilia Hizwa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cermin Kebijakan Orang Tua dalam Novel Sabtu Bersama Bapak

21 Februari 2018   13:52 Diperbarui: 6 Maret 2018   16:42 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: goodreads.com

Latar tempat lainnya adalah di rumah Satya yang terletak di area pinggiran Denmark. Latar ini banyak mengisahkan tentang bagaimana Satya dan Rissa melewati masalah keluarga mereka. Kisah Satya juga banyak berlangsung di kilang minyak Norse Oil og Gas, tempat dia bekerja, sebagaimana dijelaskan dalam, 

“Dia tiba di depan rumah. Sejak bekerja untuk Norse Oil og Gas, dia membeli rumah di area pinggiran ini—berjarak sekitar 25 km dari Copenhagen, Denmark.” (hlm. 71).  

“Miku lahir, kemudian Satya pindah perusahaan ke Norse Oil og Gas, di lepas pantai utara, Denmark.” (hlm. 55).

Latar tempat selanjutnya adalah di Rumah Sakit di mana Ibu itje menjalani rawat inap saat berjuang melawan kanker payudara yang dideritanya. Kisah Ibu Itje juga banyak berlangsung di Bandung, yang merupakan kota kelahirannya dan sekaligus menjadi tempat untuknya menghabiskan masa tua dan membangun usaha berupa rumah makan. 

“Dia meletakkan Hp-nya di atas nakas ranjang. Ranjang rumah sakit.” (hlm. 107).

“Ibu Itje membuka warung nasi di kota kelahiran mereka, Bandung.” (hlm. 31). 

Latar tempat Bandung ini juga menggambarkan latar budaya penulis yang merupakan pria berdarah sunda. Penulis novel juga menggunakan panggilan kakang untuk kakak laki-laki yang menjadi ciri khas suku sunda seperti yang terdapat dalam percakapan berikut ““Benar banget, Kang, gak ada yang milih Kakang.”” (hlm. 15).

Dalam novel Sabtu Bersama Bapak, setidaknya terdapat lima tokoh yag paling banyak diceritakan dalam novel. Tokoh utama yang menjadi pangkal cerita sekaligus tertera di judul novel adalah Gunawan Garnida. Gunawan digambarkan sebagai sosok ayah dan suami yang bijaksana dan selalu merencanakan masa depannya dengan matang. Pak Gunawan sangat menyayangi anak dan istrinya, oleh karena itu, dengan kecerdasannya dia membuat kumpulan video yang akan mendampingi istrinya dalam mendidik anak-anak setelah dirinya tiada. Gunawan selalu memegang teguh prinsipnya dan menjadi ayah yang bertanggung jawab bagi moral, pendidikan, dan ekonomi keluarga. 

“Pak Gunawan adalah perencana yang baik. Prinsip dia dalam membangun keluarga adalah selesaikan masalah sebelum masalah iu datang.” (hlm. 30). 

“Bapak sudah siapkan. Ketika kalian punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban. I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance.” (hlm. 5).

Dalam membuat videonya, Gunawan selalu didampingi istri tercinta, Ibu Itje. Ibu Itje diceritakan sebagai seorang ibu yang tangguh, dan tidak pernah mengeluh selama menghidupi anak-anaknya sendiri. Ibu Itje tidak pernah mau merepotkan orang lain dan sangat peduli terhadap masa depan anak-anaknya. Ketangguhannya terlihat ketika dia berusaha menyembunyikan penyakitnya dari kedua Cakra dan Satya agar dia tidak merepotkan anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun