Mohon tunggu...
hisyam addakhil
hisyam addakhil Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis Keagamaan dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Memaknai Samudera Tombo Ati (Hermeneutika Sosial)

8 Juni 2022   09:39 Diperbarui: 8 Juni 2022   09:48 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sila ketiga ini tidak hanya menyiratkan tentang proses pencarian lingkungan yang baik untuk memperoleh ketenangan dan ketentraman. Sila ini lebih dalam menggambarkan tentang perlunya dimensi keterbukaan terhadap lingkungan dengan meninggalkan ego pribadi. 

Sila ini memiliki misi besar, karena jika ajuran ini diikuti oleh semua orang islam maka akan memperoleh kebaikan dalam hidup mereka, begitulah yang terkutip dalam buku karangan Gus Dur  yang berjudul "Islamku, Islam Anda, dan Islam Kita". Kebaikan yang dimaksud disini adalah harmoni dan ketentraman kehidupan manusia khususnya umat islam. 

Hal itu dikarenakan sila ketiga ini memiliki misi serta peran kesadaran sosial yang menyeluruh bagi umat islam. Ketika sila yang lain membicarakan tentang riyadhah nafsi, maka sila ini menjelaskan pranala luar daripada itu, yakni menatap realitas kehidupan sosial. Kita tentunya memahami bahwa manusia adalah makhluk dinamis serta sosial. 

Artinya manusia tidak bisa hidup jika hanya mengedepankan ego dan kepentingan pribadinya dalam lingkungannya. Pesan sila ketiga ini secara tersirat menunjukkan perlunya menengok dimensi sosial yang mungkin selama ini kita kesampingkan. 

Tidak sedikit dari permasalahan hidup yang menimpa adalah akibat dari kerasnya ego untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan dampak dari kekosongan hati karena tertutup dengan realitas di sekitar yang nyata.

Kemudian secara mendalam lagi pesan tersirat ini membawa kita pada pemahaman manusia sebagai bagian dari alam semesta. Bagian terkecil yang mudah dijangkau adalah lingkungan sekitar seperti keluarga, sahabat, tetangga, kolega, dan lain sebagainya. Dengan lingkungan yang kita hadapi demikian terdapat misi dakwah untuk menebar kebaikan agar menjadikan lingkungan tersebut nyaman dan menenteramkan. 

Manusia akan saling mempengaruhi dalam segala hal dan akan terus berusaha saling mendominasi. Oleh karenanya kita tidak bisa hanya mencari lingkungan yang baik dan nyaman, akan tetapi jauh lebih mendalam kita haruslah tergerak untuk merubah lingkungan tersebut menjadi baik dan nyaman pula. 

Dengan demikian kita akan menemukan kebaikan-kebaikan yang terus bermunculan pada lingkungan tersebut dan menjadikan obat untuk ketenangan hati.

 Perlu diingat islam mengajarkan ajaran yang didalamnya berisi kebaikan-kebaikan bernilai luhur. Sehingga dakwah islam juga bernafaskan perdamaian. Hal itu dicontohkan Rasulullah dan dakwahnya yang meneduhkan berhasil membuat masyarakat Makkah yang keras akan keyakinan mereka menjadi lunak dan menentramkan. Kemudian Rasulullah Saw dengan dakwahnya yang lemah lembut menjadikan Yastrib menjadi sebuah kota yang berperadaban dengan gelar Madinah Al Munawwarah. 

Dalam sejarah nusantara kita juga mengenal sejarah para pendakwah islam yang berhasil mengislamkan benyak pribumi dengan pendekatan-pendekatan hikmah. Sejarah tersebut membuka kesadaran kita bahwa membuat sebuah lingkungan yang baik diperlukan pendekatan yang baik.

 Dari pemaparan di atas bisa kita ambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Manusia adalah makhluk sosial dan dinamis serta memiliki peran untuk saling mempengaruhi dalam lingkungannya. (2) Kekosongan hati terkadang berasal dari ego kepentingan pribadi sehingga manusia terasa jauh dari lingkungannya dan terasingkan. (3) kita semua berperan penting untuk membuat lingkungn yang baik dan nyaman dengan pendekatan-pendekatan hikmah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun