"Kamu kidal Rit?"
"Tidak, tangan kananku masih sakit Ren!"
"Jah, ngga asyik kalau begini."
"Tenang saja Nan, kalau kamu bisa mengalahkan kidalku 2 set, aku anggap kamu itu pantas jadi wakil daerah."
"Memang kamu itu siapa, sombong kamu!"
"Sudah ah ngomongnya, kapan bermainnya ini!”
Mereka berlatih bola-bola panjang, spin, slice, groundstroke sebelum memulai permainan. Permainan pun dimulai dengan servis dari Renan, dihitung oleh Ramsi, dan ditonton oleh Wanda. Set pertama selesai dengan skor 7-5 untuk kemenangan Renan. Saat istirahat, terlihat Renan sudah mengeluarkan banyak keringat, tampak dari kausnya yang sudah basah kebanjiran keringat, sementara Raito terlihat masih segar bugar. Set kedua pun dimulai dengan servis keras dari Raito. Set kedua berakhir 2-6 untuk kemenangan Raito.
Renan dengan napas tersengal-sengalnya seakan tak percaya dikalahkan satu babak oleh tangan kidal dari seseorang yang tak dikenal seperti Raito. Ia lalu sedikit memaksa Raito untuk mengikuti porda. Renan juga menceritakan tentang Turnamen Tennis Men Internasional yang rutin diadakan di Jakar setiap tahun dimana dia tahun ini tertahan di perempatfinal dan berharap bisa melihat kiprah Raito di Turnamen itu tahun depan.
Raito hanya tersenyum mendengarnya sambil mengambil bola yang menyangkut di net.
"Bagaimana tidak hebat, dia itu finalis kejuaraan itu tiga mmh mmh."
Cerocos Olan yang datang tiba-tiba di tengah lapangan dan secara cepat pula mulutnya dibekap Raito.