"Sip kawan."
Jawab Andi sambil merangkul kawannya itu. Mereka ke warung depan kampus yang berjualan bakso dan mie ayam. Rina tak terlihat karena sudah pulang ketika Raito sibuk menandatangani novel pertamanya.
"Tyn, kau punya nomornya Risa?"
Tanya Raito ketika mereka menunggu pesanan datang.
"Sebaiknya kamu membelikan Risa handphone baru plus nomornya daripada minta punyanya."
"Kenapa memang?"
"Ikuti saja saranku."
Masih dalam kebingungannya, pesanan mereka datang. Selesai makan, mereka berpisah. Hari itu berakhir dengan kebingungan Raito mengenai hal-hal yang menurutnya janggal tentang Risa.
Minggu, 9 Oktober 11. Keesokan harinya. Raito datang sendiri, Sementara Renan tiba lebih awal bersama Wanda dan Ramsi di lapangan tenis rumput perumahan itu. Memang benar dugaan mereka, tempat itu sepi dihari kerja apalagi pagi hari.
Renan, Wanda, dan Ramsi yang lebih dulu sampai, sudah berlatih di lapangan sementara Raito sedang bersiap-siap. Raito mendatangi Renan dan kawannya.
Mereka saling menyapa dan Renan memperkenalkan Ramsi kepada Raito. Ramsi menyalami Raito.