Mohon tunggu...
Rika Bandari
Rika Bandari Mohon Tunggu... -

Humble, sweet and faster learning.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tamasya ke Negeri Sang Mantan Terindah

26 April 2017   10:02 Diperbarui: 26 April 2017   20:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 15.40 kami diberitahukan untuk segera naik pesawat melalui Gate F7, akhirnyaaaa……berangkat juga kita ke Belitung ;).
Memasuki pesawat melalui garbarata, menempati tempat duduk sesuai di boarding pass, kami semua bersiap untuk memulai tamasya ini.  Setelah berkeliling cukup lama sebelum akhirya tepat pukul 16.30 pesawat Sriwijaya Air dengan no penerbangan SJ 052 take off dan terbang di ketinggian 26,000 kaki selama 45 menit. Setelah beberapa lama, dari jendela diketinggian, saya melihat pemandangan yang indah, danau–danau yang membiru, hijau bahkan coklat kehitaman dibeberapa titik. Serta hamparan padang hijau yang subur, yang kemudian kami tahu dari Bang Obi, guide kami, bahwa itu adalah lahan kelapa sawit.

Dan danau yang membiru adalah danau Kaolin destinasi pertama yang akan kami kunjungi sesampainya di Belitung nanti.  Tak lama kemudian, kami mendengar pengumuman dari kokpit, bahwa sesaat lagi pesawat akan segera mendarat.  Tepat pukul 17.20 waktu Tanjung Pandan, pesawat kami mendarat dengan selamat di Bandara Internasional H.AS.Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.  Walaupun sudah berstatus Bandara Internasional, Bandara ini bukan Bandara besar seperti Soetta di Tangerang, Banten ataupun Bandara Djuanda di Surabaya.  Turun dari pesawat, kami hanya perlu berjalan kaki kurang lebih 5 menit, dan sampailahi di ruang tunggu dan ruang pengambilan bagasi yang tidak terlalu luas, serta langsung bisa melihat para penjemput yang sibuk memanjangkan leher melihat apakah ada sanak saudara mereka diantara penumpang yang baru tiba.

Sebelumnya bandara ini lebih dikenal dengan nama Bandara Buluh Tumbang.  Namun semenjak booming novel Laskar Pelangi karya Andrea Hitara serta dibuatkan filmnya, ramai wisatawan yang domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Pulau ini.  Dibawah kepemimpinan Bapak Bupati Sahani Saleh kala itu, Bandara Buluh Tumbang mengalami perbaikan dan pemugaran besar-besaran agar dapat menampung kunjungan para wisatawan.

bandara-hanandjoedin-58fff88976937322098b4567.jpg
bandara-hanandjoedin-58fff88976937322098b4567.jpg
Setelah semua peserta mendapatkan bagasi mereka masing-masing, kami segera menuju bus  yang sudah mulai tidak sabar untuk memulai membawa kami bertamasya keliling negeri “Sang Penista” ;).  Semua peserta segera mengambil tempat, Bang Obi, guide kami, memperkenalkan diri sekaligus memperkenalkan Pak Tono sang driver.  Dikarenakan kelaparan mulai melanda para peserta, serta hari yang mulai berganti malam, Danau Kaolin yang merupakan destinasi awal dibatalkan, dan langsung mengunjungi warung kuliner yang sangat terkenal, yaitu  MIE ATEP dikawasan Tugu Satam, Simpang Lima kota Tanjung Pandan, tepatnya di Jl. Sriwijaya No. 27.  Karena katanya sih, kurang afdhal rasanya, jika datang ke Belitung tapi belum mencicipi Mi khas Belitung ini.  Nama Atep berasal dari nama panggilan Ibu Verawaty pemilik warung.  Ibu Atep mendirikan warung mi ini sejak tahun 1973.  Sekilas mi ATEP terilhat seperti mi kuah pada umumnya.  Kekhasannya adalah cita rasa yang cenderung manis dengan kuah udang yang kental (Hmmm…juara deh rasanya). Yang akan semakin lengkap jika disantap bersama minuman khas, sirup jeruk kunci yang amat segar.  

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Setelah selesai menikmati welcome meals, kembali ke Bus untuk segera bergabung dengan group 1 yang sudah menanti di Unique Bistro untuk bersama-sama menikmati makan malam (Whaaattt ??? Makan lagi ??? Seriusan ??? Haahaha…:P).  Kembali melewati Tugu Satam, Bang Obi menceritakan mengenai batu Satam yang merupakan batu meteorit khas Indonesia yang ditemukan di pulau Belitung Timur. Batu ini berwarna hitam dan memiliki urat-urat yang khas, dan merupakan salah satu batuan langka.  Batu satam terbentuk dari hasil proses alam atas reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi jutaan tahun yang lalu. (sumber:Wikipediahttps://id.wikipedia.org/wiki/Batu_Satam). 

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kurang lebih 5-7 menit sampailah kami di Unique Bistro yang terletak didalam kawasan Pantai Tanjung Pendam.  Memasuki gerbang kawasan, melewati beberapa café dengan suasana tepi pantai, sampailah kami di Unique Bistro yang merupakan salah satu café  terbesar diantara cafe yang lain.  Para peserta segera bergabung dengan teman-teman mereka dan menu makan malam segera dihidangkan.  Sambil menikmati makan malam, aku, Pak Hans, dan kru Bella Wisata menyelesaikan pembagian kunci kamar, ada beberapa perubahan tapi semua bisa diselesaikan dengan baik. Setelah mereka selesai menikmati hidangan makan malam, aku segera membagikan kunci kamar, sehingga saat tiba di Hotel nantinya, para peserta sudah bisa langsung menuju kamar masing-masing dan beristirahat.

Diiringi hujan rintik-rintik, bus menuju ke BW Suite Hotel *4, tempat kami akan beristirahat 2 malam kedepan, tidak lebih 5-7 menit dari kawasan Pantai Tanjung Pendam.  Bang Obi mengingatkan kembali jadwal kunjungan kami esok hari, dan berdoa semoga esok cuaca cerah, karena kami akan mengarungi Laut Cina Selatan menggunakan perahu tradisional, mengunjungi 2 Pantai dan 5 Pulau.  Good night everyone, have a pleasant dream yo ;).

Dok.pribadi
Dok.pribadi
                            

25 Maret 2017  

Terbangun seperti hari biasanya, Pak Hans masih terlelap.  Memberi semangat diri untuk segera bangkit dari kasur, bersiap-siap untuk city tour hari ini.  Selesai mandi, iseng-iseng menuju balkon kamar, ternyata disajikan pemandangan pantai yang sangat indah disebelah kiri dan hamparan langit menjelang terbitnya matahari disebelah kanan.  Indah banget pokoknya.  Ambil kamera, gangguin Pak Hans yang masih di alam mimpi biar dia mau nemenin aku menyaksikan keindahan pagi ini, tapi dia tetap bergeming.  Gak nyangka sisa kamarnya justru yang dipinginin banget sama Bos Iyan, beach view…..hahhahha, rejeki TL sholehah,  merugilah Pak Hans yang tidak menyaksikan keindahan pagi ini :p. 

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
 Jam 6 pagi benar-benar bangunin Pak Hans biar dia segera mandi, jam 7.00 sarapan, jam 8.00 para peserta sudah bersiap di bus masing-masing untuk memulai perjalanan panjang mengarungi Laut Cina Selatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun