Sokrates
      Kebahagiaan merupakan ‘jiwa yang baik’, yang membuat diri manusia secara menyeluruh tumbuh dan berkembang, serta menjadi sebaik mungkin. Definisi Sokrates ini mau menunjukkan bahwa kebahagiaan merupakan cermin dari jiwa yang baik.
c. Thomas Aquinas
      Kebahagiaan merupakan pencapaian Kebaikan Tertinggi. Secara jelas bahwa pemikiran Thomas Aquinas di sini lebih menekankan pada aspek religiusitas. Dan pemikiran Thomas Aquinas di sini lebih bernafaskan pada teologi Kristen. Jadi, Kebaikan Tertinggi menurut Thomas Aquinas adalah Allah.
      Jadi, singkat kata kebahagiaan merupakan keadaan di mana segala macam pencarian, permenungan, dan kebutuhan manusia itu tercapai dengan baik. Keadaan yang bebas yang menuntut manusia tumbuh dan berkembang secara menyeluruh pada dirinya sendiri. Itulah sebabnya manusia selalu merindukan atau mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya.
 Mencapai Kebahagiaan
      Ketika bahagia menjadi tujuan hidup manusia dan juga menjadi kerinduan manusia, maka manusia dituntut untuk mencapai kebahagiaan itu. Lalu, bagaimana cara mencapai kebahagiaan itu? Ini merupakan pertanyaan besar bagi manusia dalam mencapai kebahagiaannya. Sebab, bahagia tidak hanya sebatas pada konsep saja. kebahagiaan harus dicapai dengan tindakan.
      Sebagaimana manusia adalah makhluk sosial, tentu ia tidak hidup sendirian. Ia membutuhkan orang lain atau Liyan dalam kehidupannya. Jadi, manusia bukan saja semata-mata makhluk individual melainkan juga makhluk sosial. Menurut Plato manusia dalam kodratnya adalah makhluk sosial yang hidup dalam Negara (polis).
      Plato mengajarkan bahwa:
Manusia hendaknya mencapai hidup yang baik (eudaimonia) atau kebahagiaan. Namun, hidup yang baik tidak mungkin kecuali dalam polis. Kalau hanya sendiri, niscaya kebahagiaan tidak akan dicapainya.
      Secara tersirat Plato hendak menyampaikan bahwa untuk mencapai kebahagiaan, manusia memerlukan kehadiran orang lain. Hal ini terbukti, sebab manusia hidup dengan sesama dalam lingkungan hidupnya.