Meski demikian, model ini menerapkan asumsi bahwa Rumah Tangga A dan Rumah Tangga B adalah individu yang rasional dan mengabaikan perbedaan preferensi dan budaya dari kedua rumah tangga yang bisa merefleksikan perbedaan well-being mereka (Barry and Nathan, 2016). Namun, setidaknya, model ini cukup memberikan gambaran umum mengenai perbedaan antara pemberian jaminan sosial berupa cash grant dalam bentuk UBI dan subsidi.
Berbicara mengenai kebebasan dalam memilih, banyak penelitian menyatakan bahwa UBI memberikan dampak berupa  penambahan bargaining power bagi para pekerja dan pencari kerja (Wright, 2004). Artinya, pekerja dapat memilih pekerjaan yang pantas baginya (baik itu dari sisi gaji, jam kerja, minat dan lain sebagainya).
Hal ini tentu saja akan berdampak ke peningkatan kualitas well-being dari pekerja di sebuah negara dengan program UBI. Seperti contoh yang telah ditunjukkan sebelumnya di Finlandia dan India.
"Is free-money risk-free?
Meskipun dinilai lebih efisien ketimbang pemberian subsidi, UBI juga memiliki risiko tersendiri yang harus diperhatikan. Salah satu risikonya adalah munculnya pengangguran, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tertutup.
Hal ini dijelaskan oleh Hyman dengan membandingkan pendapatan per hari rumah tangga dengan waktu luangnya dalam sehari. Diilustrasikan kembali Rumah Tangga B yang memiliki pendapatan dari pekerjaan hariannya ditambah jaminan sosial, UBI, yang diterima.
Grafik 2. Dampak Pemberian Cash Grant terhadap Jumlah Jam Kerja
Adanya UBI, katakanlah sebesar D24 per hari, akan menggeser garis anggaran Rumah Tangga B dari A24 ke CD dengan kepuasan maksimal di titik E2. Hal ini memberikan insentif bagi Rumah Tangga B untuk mengurangi waktu bekerjanya dan menambah waktu senggangnya dari L1 ke L2. Dengan demikian, Rumah Tangga B masih dapat menikmati peningkatan pendapatan per harinya (dari F1 ke F2) serta menikmati tambahan waktu luang dari L1 ke L2.
Dari sinilah lahir pengangguran tertutup. Bagaimana jika jumlah UBI yang diterima Rumah Tangga B tiap harinya sama besar dengan pendapatan hariannya? Tentu Rumah Tangga B akan memilih untuk memanfaatkan 24 jam-nya untuk leisure time ketimbang bekerja (ditunjukkan dari titik kepuasan maksimal di E3).
Tentu saja hal ini terjadi karena tanpa bekerja sekalipun, Rumah Tangga B mampu menikmati pendapatan harian seperti jika Rumah Tangga B bekerja selama 24 jam sehari! Dari sinilah lahir pengangguran terbuka.