A. Pengertian Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif merupakan salah satu cabang dari psikologi umum dan mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan mental sejauh berkaitan dengan cara manusia berpikir dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan-kesan yang masuk melalui indra, pemecahan masalah, menggali ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai sebuah proses belajar yang mementingkan proses belajar itu sendiri daripada hasil belajarnya.Â
Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang mampu berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya melalui cara berpikir. Manusia mencoba memahami lingkungan sekitarnya dan bereaksi dengan pikiran. Psikologi Kognitif mempelajari bagaimana aliran informasi yang ditangkap oleh indera kemudian diproses dalam jiwa manusia sebelum terhubung dengan kesadaran atau memanifestasikan dirinya dalam bentuk perilaku.
B. Jalur Belajar Kegiatan Kognitif
- Fase motivasi: anak sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri.
- Fase konsentrasi: anak khusus memperhatikan unsur yang relevan, sehingga terbentuk pola perseptual tertentu.
- Fase mengolah: anak menahan informasi dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
- Fase menyimpan: anak menyimpan informasi yang telah diolah ke dalam ingatan.
- Fase menggali 1: anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan yang tersimpan dalam ingatan mereka dan memasukkan kembali ke daam working memory. Informasi ini telah dikaitkan dengan informasi baru.
- Fase menggali 2: anak menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan mereka dan mempersiapkan sebagai masukan bagi fase prestasi.
- Fase prestasi: informasi yang telah disimpan digali kembali untuk memberikan prestasi mereka.
- Fase umpan balik: anak mendapat konfirmasi sejauh prestasinya.
C. Pengertian Teori Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik yang menekankan pentingnya individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka dengan bimbingan dari guru. Para konstruktivis berpendapat bahwa terlalu lama anak-anak diminta untuk duduk diam, menjadi pembelajar pasif, dan menghafal dari jarak jauh sangat tidak relevan./Inti dari teori belajar konstruktivistik ini adalah penggunaan alat berfikir seseorang yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial budayanya. Lingkungan sosial budaya akan menyebabkan semakin kompleksnya kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu.
D. Tokoh Teori Belajar Kognitif dan Kontruktivisme
- Jean Piaget
Jean Piaget merupakan tokoh pertama yang menemukan psikologi kognitif atau penemu dari teori belajar kognitif. Jean Piaget beranggapan bahwa suatu perkembangan kognitif adalah sebuah proses yang terjadi secara genetik. Oleh sebab itu, proses genetik diyakini berdasarkan dari kondisi biologis seseorang. Jean Piaget mengatakan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan mental dari seorang anak yang berbeda usia, maka perkembangan intelektual secara kualitatif juga berbeda. Oleh sebab itu, Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif yang terjadi pada seseorang secara kuantitatif ke dalam empat tahap, di antaranya:
1. Tahapan Sensorimotor (0-2 tahun)
2. Tahapan Pra-operational (2-7 tahun)
3. Concrete-operational (7-11 tahun)
4. Formal operational (11 tahun-dewasa)
- David Ausubel
Teori belajar kognitif David Ausubel bisa dikatakan dipengaruhi oleh teori kognitif Jean Piaget. David Ausubel selalu mengaitkan konsep atau skema konseptual Jean Piaget terhadap cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, David Ausubel selalu meyakini bahwa penalaran deduktif bisa digunakan untuk mencapai suatu pemahaman konsep, ide atau gagasan, dan prinsip. Konsep teori kognitif David Ausubel mengutamakan kegiatan pembelajaran yang bermakna. Ia membagi "belajar yang bermakna" ke dalam dua jenis, yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghapal (rote learning).
1. Belajar Bermakna (Meaningful Learning)
Dalam hal ini, belajar yang bermakna dapat diartikan sebagai sebuah proses belajar yang di mana informasi baru selalu dikaitkan dengan suatu pemahaman yang sudah dimiliki oleh seseorang yang sedang belajar.
2. Belajar Menghapal (Rote Learning)
Belajar menghapal adalah suatu kegiatan yang di mana peserta didik berusaha untuk menerima dan memahami suatu materi pembelajaran yang telah diberikan oleh gurunya atau dari materi pembelajaran yang dibacanya, seperti buku.
- Jerome Bruner
Free discovery learning adalah teori belajar kognitif yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh Jerome Bruner. Ia menyatakan bahwa suatu proses belajar atau pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan kreatif apabila seorang guru dapat memberikan kesempatan pada peserta didik demi menemukan sebuah konsep, aturan, teori, dan pemahaman yang berkaitan dengan kehidupan.
- Robert M.Gagne
Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pengolahan otak manusia:
1. Reseptor (alat indera)
2. Sensory register (penampungan kesan-kesan sensoris)
3. Short term memory (memory jangka pendek)
4. Long Term memory (memori jangka panjang)
5. Response generator (pencipta respon)
- Lev Vigotsky
Vgotsky dalam (Santrock, 2008) mengasumsikan bahwa:
1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasi dalam konteks perkembangan (developmental).
2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
3. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
E. Prinsip Teori Kognitif
- Siswa bukan orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.
- Anak usia pra-sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda konkrit.
- Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengalaman atau informasi Baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar.
- Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
- Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal.
- Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
F. Prinsip Pendekatan Kontruktivisme
- Pembelajaran sosial : peserta didik belajar memalui interaksi.
- Zona perkembangan terdekat: peserta didik lebih mudah berinteraksi jika berada pada zona perkembangan terdekat mereka.
- Pemagangan kognitif: peserta didik secara bertahap memperoleh keahlian.
G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Kogitif
Kelebihan:
- Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
- Membantu siswa memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah.
- Berpikir kritis melalui teori kognitif.
- Belajar tanggung jawab.
- Memaksimalkan daya ingat.
- Cukup memberikan landasan teori.
- Sebuah teori yang banyak digunakan di Indonesia.
Kekurangan:
- Tidak semua pendidikan sesuai dengan teori kognitif.
- Siswa tidak sepenuhnya memahami materi yang diajarkan.
- Tidak memperhatikan perkembangan umum mereka.
- Tidak semua orang memiliki daya ingat yang sama.
H. Kelebihan dan Kekurangan Teori Kontruktivisme
Kelebihan:
- Memberi kesempatan mengutarakan pendapat.
- Mencoba gagasan baru, memperoleh kepercayaan diri dan motivasi.
- Dapat mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
- Memberikan lingkungan belajar yang kondusif.
- Dapat menghadapi masalah.
- Mendorong berpikir lebih imajinatif dan kreatif.
Kekurangan:
- Kesulitan memberikan contoh yang konkrit dan realistik.
- Membutuhkan lebih banyak waktu.
- Terbatasnya fasilistas.
- Terlalu banyak bidang studi.
- Pemikiran yang berbeda para ahli.
- Sulit untuk mengubah kebiasaan mengajar.
I. Implikasi Teori Belajar Kognitif
- Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekadar kepada hasilnya.
- Mengutamakan peran siswa dalam ber-inisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
- Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
- Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
J. Implikasi Teori Belajar Kontruktivisme
- Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagianbagian dan lebih mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas.
- Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta didik.
- Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumbersumber data primer dan manipulasi bahan.
- Peserta didik dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya.
- Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan peserta didik, serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
- Peserta didik-peserta didik banyak belajar dan bekerja di dalam group proses.
- Memandang pengetahuan adalah non objektif, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.
- Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H