Mohon tunggu...
Hilmy Prilliadi
Hilmy Prilliadi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Prospektor, Thinker

Master student enrolled in Agricultural Economics Department of Atatürk Üniversitesi Turkey.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Glokalisasi: Gaya Hidup Sustainable Pascapandemi

4 Oktober 2020   21:24 Diperbarui: 4 Oktober 2020   21:32 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://bit.ly/3cYmnks

Teknologi akan memainkan peran besar. Kemampuan untuk secara instan memindahkan informasi produksi melintasi benua akan sangat meningkatkan kemampuan prediksi, munculnya pencetakan 3D untuk produksi barang, seperti yang sudah terjadi dengan face shields, masker, dan peralatan medis darurat lainnya. 

Taiwan secara khusus telah mendorong produksi peralatan medis lokal, termasuk masker medis, pakaian hazmat, dan obat-obatan. Tampaknya, sebagai reaksi terhadap wabah saat ini dan kemungkinan keadaan darurat di masa depan, produksi lokal akan meluas ke berbagai macam komoditas. Tren ini, menuju swasembada bila diperlukan, juga akan memberikan perlindungan dari kerusakan akibat perubahan iklim.

Beralih ke masyarakat baru, dengan produksi lokal, kendaraan yang lebih kecil dan lebih bersih, perjalanan udara yang sangat berkurang, kesehatan masyarakat yang lebih baik, dan segudang perubahan lainnya akan memerlukan koordinasi global. 

Jika perjalanan udara dikurangi secara permanen, internet dan teknologi lainnya harus menghubungkan kita ke dalam semacam "otak dunia". Praktik terbaik akan mudah disebarkan, tetapi keadaan lokal akan menerapkannya dalam berbagai cara sesuai dengan wilayah penerapannya. Inovasi dan penyebaran informasi akan terjadi lebih cepat dari sebelumnya dalam sejarah manusia.

Kita perlu berinovasi. Kita membutuhkan kepemimpinan lokal yang brilian. Tantangan kita lebih besar dari sebelumnya. Pandemi COVID-19 hanyalah satu sinyal bahwa masyarakat global materialis kita sedang mengalami kegagalan besar-besaran. Kita telah mengalami beberapa pandemi mulai dari flu burung hingga Ebola, dan lebih banyak penyakit pasti akan muncul. 

Sama seperti social distancing telah memperlambat penyebaran virus, semacam jarak sosial global akan diperlukan untuk melindungi dari penularan di masa depan. Dan krisis iklim yang menghadirkan ancaman yang lebih besar. Kita harus memiliki kesadaran lebih tentang kesehatan lingkungan dan hubungannya dengan kesehatan masyarakat.

Mewujudkan perubahan besar diperlukan kekuatan besar pula. Sementara kebangkitan rezim diktator dan otoriter di seluruh dunia memang tidak menyenangkan, di sisi lain operasi bisnis yang buruk akan merusak upaya tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Di Amerika Serikat, kita bisa melihat pemikiran jangka pendek dan keharusan yang keliru untuk kembali ke pertumbuhan ekonomi apa pun konsekuensinya. 

Hanya pada tingkat beberapa negara bagian dan kota dapat dilihat tanggapan yang serius dan berkelanjutan baik terhadap bencana iklim maupun pandemi. Untuk menghindari tragedi global, kita perlu menyatukan tindakan lokal, menggunakan otak dunia kita dalam jenis tata kelola baru. Kita sebaiknya belajar dari kesalahan. Kita membutuhkan perubahan yang cepat dan permanen menuju masyarakat yang berkelanjutan berdasarkan versi baru glokalisasi dengan orang-orang yang berakar kuat di komunitas dan sangat menyadari tren dan kebutuhan global. Kalau tidak, kita tidak akan lama di planet ini sebagai spesies.

Referensi

Cohen, Maurie. 2020. "Does the COVID-19 Outbreak Mark the Onset of a Sustainable Consumption Transition?" Sustainability: Science, Practice, and Policy 16 (1): 1--3. doi:10.1080/15487733.2020.1740472.

O'Leary. Lizzie 2020. "The Modern Supply Chain is Snapping: The Coronavirus Exposes the Fragility of an Economy Built on Outsourcing and Just-in-time Inventory." The Atlantic, March 19. https://www.theatlantic.com/ideas/archive/2020/03/supply-chains-andcoronavirus/608329.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun