Dalam kertas itu tertulis, 'Pagi dek, ini bekalnya, dimakan ya. Kakak minta maaf soal semalam, maaf Kakak egois, maaf Kakak terlalu keras sama kamu. Kakak hanya ingin kamu lebih peduli sama hidup kamu sendiri. Kakak juga minta maaf belum bisa menjadi kakak yang baik buat kamu. Sehat selalu. Kakak berangkat dulu. Pulangnya jangan malam-malam ya. Salam sayang, kak diana.'
Hati Syakila hangat, bibirnya tersenyum. Ia bisa merasakan bagaimana rasa sayang Kak Diana padanya. Ia memaafkan kakaknya, berusaha menjadi adik yang baik untuk kakaknya, dan berusaha menjadi anak yang baik untuk kedua orangtuanya di Padang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H