Mohon tunggu...
Hilmi Aziz Rakhmatullah
Hilmi Aziz Rakhmatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang mengobrol dengan orang baru. Memiliki ketertarikan terhadap bahasa dan juga sastra. Selain itu, saya juga tertarik terhadap bidang teknologi dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membedah Emang Boleh Lewat Semiotika: Emang Boleh Sesemiotika Itu?

8 November 2023   23:05 Diperbarui: 22 November 2023   22:00 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshot reply akun Twitter @itbfess terhadap tweet akun @ui_fess

Dalam postingannya, akun Instagram @indonesiaadilmakmur mengupload sebuah kompilasi video dari Prabowo Subianto. Sebuah caption "Emang boleh segemoy ini?" menyertai video tersebut. Kata gemoy sendiri merupakan plesetan dari kata gemas. Kata ini sering dipakai untuk menunjukkan rasa gemas terhadap sesuatu yang lucu. Biasanya cenderung digunakan kepada anak kecil terhadap wajahnya yang lucu atau tingkah lakunya yang menggemaskan. Namun yang terdapat dalam postingan akun @indonesiaadilmakmur adalah video dari Prabowo Subianto yang merupakan mantan TNI yang memiliki jabatan terakhir sebagai Pangkostrad. 

Tentu secara denotasi, kata gemoy agaknya tidak sesuai dengan seorang mantan prajurit TNI yang memiliki jabatan tinggi. Tetapi apabila dilihat dari segi konotasi, caption yang berisi kata gemoy tersebut merujuk pada tingkah laku atau tindakan Prabowo yang berjoget dihari ulang tahunnya yang ke 72. Jogetan Prabowo tersebut kemudian viral dan menimbulkan beragam komentar netizen yang menganggap hal tersebut sebagai hal yang menggemaskan atau gemoy. 

Trend penggunaan kalimat "Emang boleh?" memiliki makna yang beragam bergantung pada konteks yang ada dalam kata setelahnya. Meskipun memiliki tanda tanya, tetapi secara umum penggunaan kalimat tersebut bukan untuk menanyakan sesuatu. Melainkan untuk memberitahu mengenai apa yang ingin disampaikan lewat gagasan kalimat "Emang boleh?". Bisa berupa sindiran, pamer, atau malah ungkapan perasaan, entah gemas, senang atau bahkan sedih. Tentu bergantung pada kata apa yang mendapingi "Emang boleh?"-nya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun