Masyarakat sekitar pun menuturkan bahwasannya banyak kejadian yang hingga merenggut nyawa di Gunung Lalakon tersebut, salah satu kejadiannya pernah ada seorang pelajar yang menjadi korban jiwa seusai dirasuki pada saat berada di gunung tersebut, hal ini disampaikan oleh beberapa Masyarakat di sekitar Gunung Lalakon.
 Selain itu salah satu Masyarakat pun menuturkan bahwa dia pernah disesatkan pada saat jalan jalan di Gunung Lalakon tersebut hingga ke tempat yang jauh dari daerah tersebut.
Gunung Lalakon menyimpan banyak sekali situs batuan seperti Batu Lawang, Batu Pabiasan, Batu Warung, Batu Pupuk, Batu Renges, Batu Gajah, dan sebuah Batu Panjang yang berada diatas puncal Gunung Lalakon.Â
Menurut seorang Masyarakat setempat, "nama Lalakon secara Filosofis, Gunung Lalakon adalah lambang sebuah lakon dari kehidupan manusia, batu batu tadi mempresentasikan profesi (lakon) yang dipilih oleh manusia".
Selain menyimpan situs batuan, Gunung Lalakon menyimpan banyak misteri yang unik lainnya. Masyarakat sekitar Gunung Lalakon sempat dihebohkan dengan berita penemuan struktur pyramid yang merupakan buatan manusia terkubur di dalam Gunung Lalakon, para peneliti melakukan uji geolistrik dan uji seismik di 18 titik pada beberapa tempat di Indonesia. Semua serupa yaitu indikasi adanya sebuah struktur bangunan yang mirip piramida di bawah bukit.Â
Dari hasil geolistrik tampak struktur berbentuk piramida di dalam bukit itu. Ada undak-undakan, mirip tangga menuju puncak piramida. Di bagian dasar, ada semacam pintu, dan tampak juga sesuatu yang mirip lorong di dalamnya. Para ahli geologi yang ikut dalam penelitian di Gunung Lalakon itu percaya ada semacam struktur geologis tak biasa di dalam gunung menyerupai piramida itu.
Pada September 2017 dikawasan Gunung Lalakon ditemukan artefak arca  "NagaLiman" Naga kepala Gajah, yang kini disimpan di museum Sri Baduga. Warga menemukan artefak kepala naga di Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Benda tersebut saat ini disimpan di Museum Sri Baduga Bandung. Artefak ini disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Paksi Nagaliman yang ada di Cirebon.Â
Sejarawan Cirebon, Opan Safari, mengatakan artefak kepala naga yang ditemukan warga di Gunung Lalakon itu kalau dilihat bentuknya memang mirip Paksi Nagaliman Cirebon. Bedanya, sambung dia, jika Paksi Nagaliman ialah gabungan dari tiga hewan mitologi yaitu burung, naga (ular), dan gajah, sedangkan artefak kepala naga itu punya unsur dua hewan mitologi yakni ular dan gajah.
Terlepas dari keyakinan tersebut, secara geologis, Gunung Lalakon merupakan satu dari banyak bukit di utara Soreang atau selatan Cimahi yang merupakan produk aktivitas magmatik selama Kala Pliosen, sekitar 4 juta tahun yang lalu.Â
Dalam kala itu, aktivitas magmatik di sekitar Gunung Lalakon merupakan indikasi awal bergesernya jajaran magmatik-vulkanik ke arah utara di Jawa Barat. Maka di kawasan tersebut, selain Gunung Lalakon yang memang membentuk morfologi kerucut, dapat dijumpai kerucut-kerucut lain, di antaranya Pasir Salam Masoro di rangkaian Gunung Lagadar, Gunung Bohong Cimahi, Pasir Selacau di Batujajar, Gunung Pancir dan Gunung Paseban di Cipatik, hingga Gunung Singa dan Gunung Sadu di Soreang. Ke arah Cililin, sisa-sisa kompleks gunung api purba ini semakin meluas.