Nama  : Hilman Syahrial
NIM Â Â : 1405620075
Prodi Pendidikan Sosiologi A 2020
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
Diajukan sebagai Tugas UAS Mata kuliah Sistem Pendidikan Indonesia
Dosen Pengampu : Syaifudin, S.Pd., M.Kesos.
Tema Esai : DILEMA PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID-19
Â
Judul Esai: Pembelajaran Daring di Era COVID-19 : Upaya untuk Mencerdaskan yang Diselimuti Tantangan
Â
Pengantar
Pada tahun 2019, Dunia dihebohkan dengan mewabahnya suatu virus di kota wuhan,Tiongkok. Menurut Agus (2020), Coronavirus sendiri adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
COVID-19 mulai terdeteksi mewabah di Indonesia pada bulan maret 2020. Tak bisa dipungkiri, virus ini sangat menghambat aktivitas seluruh warga Indonesia. Mulai dari aspek perekonomian, aspek pariwisata, hingga aspek Pendidikan.
Pemerintah Indonesia pun secara sigap menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di seluruh wilayah di Indonesia. PSBB ini diharapkan dapat mengurangi tingkat penyebaran COVID-19 di Indonesia yang dengan tujuan finalnya adalah membebaskan Indonesia dari wabah pandemic ini.
Meski pada awalnya sempat mengalami penurunan kasus positif COVID-19, namun kebijakan PSBB ini dinilai belum maksimal karena kasus positif COVID-19 yang kian hari kian bertambah. Kebijakan pendukung guna mendukung PSBB ini pun digencarkan mulai dari imbauan pelaksanaan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjauhi Kerumunan) hingga penutupan mall, perkantoran, dan fasilitas Pendidikan seperti sekolah dan universitas.
Mengenai penanganan COVID-19 di sektor Pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran pada tanggal 9 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. Semua kampus dan sekolah di Indonesia mau tidak mau mengeluarkan kebijakan mitigasi dampak wabah. Hingga pada akhirnya kebijakan belajar secara daring dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011) Pembelajaran online (Daring) merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Secara garis besar, pembelajaran daring/online adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan koneksi internet dan beberapa aplikasi seperti Zoom, Google Meet, Google classroom, Learning Management System (LMS), dan Whatsapp.
Institusi Pendidikan reguler sebenarnya belum pernah semasif ini dalam menerapkan pembelajaran daring. Maksudnya adalah, Institusi Pendidikan hanya menggunakan metode pembelajaran daring sebagai tambahan pembelajaran saja dan tetap mengandalkan pembelajaran tatap muka sebagai "senjata utama" nya. Hanya ada beberapa Institusi Pendidikan saja yang sebelumnya sudah menerapkan pembelajaran daring sebagai metode pembelajaran utamanya yaitu Universitas Terbuka.
Oleh karena masih banyak Institusi Pendidikan yang belum terbiasa dengan pembelajaran daring, maka dalam penerapannya pun diselimuti dengan kendala dan tantangan.
Pembelajaran Daring: Upaya Mencerdaskan yang Diselimuti Tantangan
Ketika Pandemi COVID-19 mewabah ke Indonesia, Institusi Pendidikan seakan-akan "diusir" dari zona nyamannya. Bagaimana tidak? Sekolah dan universitas yang biasanya melakukan pembelajaran via tatap muka tiba-tiba saja "dipaksa" untuk melakukan pembelajaran daring (jarak jauh). Pemakaian kata "dipaksa" disini dimaksudkan karena memang tidak semua institusi Pendidikan siap akan perubahan dari metode pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring.
Saat pandemi COVID-19 meluas, Memang pada dasarnya sektor Pendidikan menjadi sebuah dilema. Karena di satu sisi jika institusi Pendidikan tetap dipaksakan melaksanakan pembelajaran tatap muka, maka resiko penyebaran COVID-19 mengintai para peserta didik dan tenaga didik.Â
Sebaliknya, jika institusi Pendidikan ditutup/diberhentikan sementara, maka akan banyak peserta didik yang akan tertinggal pelajaran atau bahkan tidak lulus sesuai waktunya (Karena wabah COVID-19 belum diketahui kapan akan berakhir).
Dalam penerapan pembelajaran daring, banyak sekali tantangan yang hadir menyelimuti. Tantangan ini pun beraneka ragam, mulai dari sinyal, keterbatasan kuota, sulitnya menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring serta masih banyak tantangan lainnya.
Tantangan pertama yakni kurang meratanya sinyal di pelosok daerah di Indonesia. Dikutip dari (Yayat, 2020) banyak mahasiswa yang harus turun ke kota kecamatan atau desa dengan menempuh jalan terjal, pergi ke tempat yang lebih tinggi di lereng bukit, bahkan ada yang harus naik ke atap rumah atau ke atas pohon sekedar untuk mendapatkan sinyal internet yang lebih kuat.Â
Tidak jarang juga dijumpai mahasiswa harus memasang tenda di lereng bukit atau di bawah pohon, untuk berlindung dari terpaan sinar matahari atau kucuran air hujan selama mengikuti Tuweb (Tutorial Webinar). Fenomena ini sudah membuktikan bahwasanya masih banyak lokasi di Indonesia yang mempunyai masalah koneksi internet.
Masih terkait koneksi internet, bahkan di wilayah perkotaan pun masih sering terdampak kendala koneksi internet yang tidak stabil. Hal ini menyebabkan perangkat gawai "ngelag" (Kondisi dimana perangkat gawai mengalami kendala tidak stabilnya jaringan) yang pada akhirnya menyebabkan sulitnya mengakses media pembelajaran daring.
Tantangan kedua ialah kendala kuota. Memang di era digital seperti ini kuota bertransformasi menjadi kebutuhan yang hampir harus dimiliki setiap orang. Namun perlu disadari bahwa untuk mengakses media pembelajaran seperti Zoom Meeting, Google Meet memerlukan kuota yang lebih.Â
Hal ini dikarenakan aplikasi media pembelajaran daring tersebut mengonsumsi kuota yang tidak sedikit. Dalam hal ini, Provider internet turut membantu dengan menyediakan akses internet dengan bandwidth 2,5 Gbps melalui pengadaan tahun 2020 yang disediakan PT. Indosat dan PT. Moratelindo, serta pemanfaatan paket data 30 GB gratis dari Telkomsel bagi mahasiswa, dosen dan tendik. Sementara itu, untuk mendukung kelancaran teleconference, Unimed melakukan kerja sama dengan CISCO Indonesia dalam layanan aplikasi Webex Meeting Pro.
Tantangan ketiga ialah kemampuan atau spesifikasi gawai yang berbeda-beda. Maksudnya disini adalah, ada beberapa peserta didik yang perangkat gawai nya seperti handphone atau laptopnya tidak mendukung penggunaan aplikasi media pembelajaran daring.
Tantangan selanjutnya adalah sulitnya menyesuaikan diri dengan "Atmosfer" pembelajaran daring. Tantangan ini dapat disebabkan karena belum terbisa menggunakan media pembelajaran daring.Â
Dan faktanya, penjelasan serta pemaparan materi dari tenaga didik ketika tatap muka akan lebih mudah dipahami daripada penjelasan dari tenaga didik ketika pembelajaran daring. Menurut (Muji, 2020), Penjelasan yang hanya lewat media sosial akan sangat berbeda bila bertemu langsung. Kalau bertemu langsung guru bisa secara komprehensif menjelaskan materi pelajaran kepada siswa.Â
Dengan media komunikasi penjelasan guru sifatnya sangat terbatas. Pengalaman penulis ketika memberikan penjelasan yang sederhana lewat media komunikasi siswa seringkali kebingungan meski sudah diberikan berkali-kali. Dengan kondisi belajar di rumah yang diperpanjang sampai waktu yang belum ditentukan tentunya akan membuat kebingunan dari pihak guru.Â
Apalagi bulan-bulan ini adalah saat evaluasi dan juga nantinya kenaikan kelas tentu akan menyulitkan karena tidak bertatap muka dengan siswa. Apalagi ketika nanti memasuki tahun ajaran baru, pihak sekolah akan kesulitan bagaimana merancang pembelajaran untuk siswa baru khususnya.Â
Mereka belum pernah bertemu dengan gurunya secara langsung akan tetapi nanti bertemunya secara daring tentu akan berbeda bagi peserta didik itu sendiri.
Tantangan terakhir yakni sulitnya mengontrol peserta didik. Dalam metode pembelajaran daring, karena akan sulit melakukan controlling terhadap peserta didik apalagi mengontrol peserta didik yang mematikan kameranya ketika sedang melakukan video conference.
Kelima tantangan tersebut semakin diperparah dengan adanya sikap malas serta rasa jenuh peserta didik (pelajar) ketika melakukan pembelajaran daring. Dalam kasus ini, membuat sikap pelajar yang "seenaknya". Banyak oknum pelajar yang melaksanakan pembelajaran daring dibarengi dengan bermain handphone atau bahkan hanya sekadar absen lalu kembali bermalas-malasan.
Memang, pembelajaran daring ini membawa dampak positif yakni baik para peserta didik atau tenaga didik jadi mempunyai waktu lebih dirumah beserta keluarga. Yang seharusnya hampir setiap harinya bekerja dan belajar di sekolah/kampus, mereka jadi mempunyai waktu lebih Bersama keluarga dirumah.
Faktanya, pembelajaran daring juga turut serta membawa dapak negatif. Diantaranya adalah sulitnya memahami materi yang disampaikan. Walaupun ketika pembelajaran daring para peserta didik tetap dapat bertanya kepada tenaga didik, namun tetap akan terasa sulit memahami materi pembelajaran jika dibandingkan metode pembelajaran tatap muka.
Penutup
Pada saat-saat genting seperti ini, semua warga masyarakat Indonesia harus saling bahu-membahu agar wabah pandemi COVID-19 di Indonesia dapat segera berakhir. Semua warga masyarakat harus saling membantu tanpa harus memandang perbedaan yang ada.
Sektor Pendidikan merupakan sektor yang sangat penting bagi sebuah negara. Karena dari sektor Pendidikan akan terlahir calon penerus yang kelak akan memimpin dan mengatur negara Indonesia menuju kemakmuran.
Jika dilihat dari sudut pandang lain, pembelajaran daring di era pandemi COVID-19 ini dapat dijadikan momentum dalam pembenahan kesiapan institusi Pendidikan dalam melakukan pembelajaran daring dengan cara mengevaluasi segala hambatan dan tantangan yang hadir selama pembelajaran daring yang pada akhirnya dapat menyukseskan pelaksanaan pembelajaran daring kedepannya. Dan juga dapat dijadikan momentum dalam meningkatkan segala aspek terkait Pendidikan agar kelak dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, jujur, bermoral, dan berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Hendayana, Yayat, dkk. 2020. Buku Pendidikan Tinggi Di Masa Pandemi COVID-19. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Nugraha, Dimas P, dkk. 2020. Buku Modul Pencegahan COVID-19. Riau: Fakultas Kedokteran Riau.
Sutaryo, dkk. 2020. Buku Praktis Penyakit Virus Corona 19 (COVID-19). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Wakhudin, dkk. 2020. COVID-19 dalam Ragam Tinjauan Perspektif. Yogyakarta: MBridge Press.
Â
Jurnal:
Basar, Afip Miftahul. 2021. Problematika Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri -- Cikarang Barat -- Bekasi). Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 2. No. 1: 208-2018.
Firman, dkk. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi COVID-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES). Vol. 2. No. 2: 81-89
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H