Tak berlangsung lama dari kejadian sang ibu memarahinya, bom dari tentara Serbia menghantam lapangan sepak bola, kemudian ribuan peluru berhamburan menghantam rumah-rumah warga Bosnia.
Jika saja ketika itu, Edin Dzeko kecil bersihkeras ke lapangan sepak bola, mungkin cerita berbeda dialami timnas Bosnia Herzegovina, karena kelolosan Bosnia ke piala dunia 2014 merupakan peran penting Dzeko sebagai penyerang haus gol yang diandalkan pelatih Bosnia Herzegovina Safet Susic.
Perang etnis di wilayah Sarajevo merupakan kejadian memilukan bagi warga Bosnia, karena membuat ribuan nyawa tak berdosa melayang, termasuk warga kehilangan tempat tinggal.
Kondisi ini pun dialami keluarga Edin Dzeko, mereka diselimuti kemiskinan pasca perang, dan hanya mengandalkan sebuah apartemen berukuran 35 meter persegi untuk tinggal bersama 15 anggota keluarga terdekatnya.
"Saya lahir beberapa tahun sebelum konflik terjadi dan menghabiskan masa kecil di tengah kota yang terkepung sejak 1992 sampai 1996, rumah kami hancur," kata Dzeko kepada Daily Mail yang dicuplik Stewart Henry Pesch.
Pasca perang, Edin Dzeko tumbuh dewasa bak seorang pangeran perkasa, kuat secara mental dan menaruh harapan menjadi seorang pesepakbola profesional. "Tak ada banyak hal yang bisa mengintimidasi dan menakuti saya," tegas DzekoÂ
Edin Dzeko meniti karir sebagai pesepakbola bermula dari FK Zeljeznicar sebuah klub lokal di Sarajevo, kemudian berlanjut bersama FK Teplice dan menjadi top skor liga di Republik Ceko.
Penampilan memukau bersama FK Teplice membuat pelatih Vfl Wolsburg Felix Magath kepincut ingin membawa Dzeko ke Jerman. Usaha Magath pun berhasil, Dzeko didaratkan ke kota Wolsburg.
Vfl Wolsburg kala itu merupakan klub yang tak diperhitungkan di Bundesliga Jerman, lantaran trofi Bundeliga kerap menjadi langganan Bayer Leverkusen, Bayern Munchen maupun Schalke 04.
Namun di luar dugaan, Felix Magath berhasil menyulap Vfl Wolsburg menjadi klub yang ditakuti di Bundesliga sejak ia berhasil mendatangkan Dzeko dari FK Teplice dan mendaratkan striker berkebangsaan Brasil, Edinaldo Batista Libano atau Grafite dari klub Ligue 1 Prancis Le Mans.
Kehadiran Dzeko dan Grafite di Vfl Wolsburg membuat Magath tak membutuhkan waktu lama, di tahun kedua tepat di musim 2008/2009 duet Dzeko-Grafite berhasil mengantarkan Vfl Wolsburg meraih gelar Bundesliga pertama.