Itulah, satu dari sekian momen di kampus yang masih tertancap kuat dalam ingatan saya. Sementara, pada kesempatan lainnya, kala saya dan teman-teman menemui beliau untuk menandatangani administrasi pencairan di keuangan, berakhir dengan perasaan lega dan seyum penuh kemenangan.
Sebab, beliau menurut saya, merupakan sosok pejabat paling menyenangkan. Karena cukup memahami dan menghargai kinerja stafnya. Bayangkan, pada suatu kesempatan ketika saya menyodorkan administrasi pencairan lembur pegawai, walaupun nilainya fantastis, beliau tidak mempersoalkan angka (Rp) yang tercantum pada lampiran Surat Perintah Membayar (SPM).
Namun, kata apa yang didapatkan setelah beliau menandatanganinya? Yakni cepatlah proses, agar berpengaruh pada serapan anggaran. Karena, kata seperti inilah membuat semangat kerja kami di unit keuangan semakin meningkat, dan bekerja terkadang sampai pukul 11 atau 12 malam, untuk berpacu menyelesaikan pencairan anggaran di kantor KPPN Ternate.
Sosok mendiang Bang Uci, tentu berbeda sesuai penilaian masing-masing orang yang pernah terlibat kerjasama dengan beliau. Namun, yang saya sampaikan berdasarkan fakta objektif yang saya alami, ketika beliau menjadi Kepala Biro AUAK di IAIN Ternate.
Pria asal Loloda Halmahera Utara itu, memang awalnya bukan sebagai pegawai di IAIN Ternate, lantaran sejak dinyatakan lulus sebagai CPNS pada 1997 silam, bertugas di salah satu Kandepag Maluku Utara dan bahkan sebelum diperbantukan di IAIN Ternate, alumni HMI Cabang Ambon itu, pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Agama di Kabupaten Halmahera Barat.
Mungkin dari sisi kinerja menunjukkan prestasi yang baik dan dianggap dapat menerjemahkan dan mengeksekusi kebijakan Rektor IAIN Ternate Dr Abd. Rahman Ismail Marasabessy, M.Ag dengan baik. Sehingga, sang Rektor meminangnya untuk membantu beliau di IAIN Ternate.
Dan, terbukti, selama beliau menjabat sebagai Kepala Biro AUAK di IAIN Ternate, berkolaborasi dengan warek II Dr H Jubair Situmorang, M.Ag yang memiliki pengalaman tak jauh berbeda dengan beliau dan berhasil menorehkan prestasi gemilang untuk kampus -- membawa IAIN Ternate bertengger di posisi sepuluh besar sebagai PTAIN dengan serapan anggaran terbaik dari seluruh PTAIN di bawah Kementerian Agama se-Indonesia pada 2017.
Prestasi tersebut dicapai, lantaran serapan anggaran tahun 2016 dinilai sangat memuaskan dan IAIN Ternate diganjar opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Walaupun begitu, ekspos hasil serapan anggaran, beliau telah resmi berpindah dan menjabat sebagai Kakanwil Agama Malut pada tahun 2017.
Di balik prestasinya, tentu sisi humanis-nya yang dinilai berpengaruh pada kinerja pegawai IAIN Ternate. Sebab, kelihaian memotivasi para staf di setiap unit.
Mungkin beliau cukup memahami kinerja para stafnya, sebab sebelum menjadi pejabat beliau pun mengalami hal yang sama, walaupun ada sisi tertentu yang dinilai masing-masing orang sebagai kelemahan-nya.
Namun, menurut saya, beliau menciptakan iklim birokrasi yang harmonis tanpa sekat, sehingga kebijakannya mampu dieksekusi dengan baik oleh semua unit pelaksana di IAIN Ternate.