Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membumikan Basmalah

9 Januari 2022   16:00 Diperbarui: 9 Januari 2022   16:11 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru itu, pada konteks ini, jika seorang suami dapat memahami esensi dari makna penyatuan rahman dan rahim, maka dalam perilaku keseharian selalu mengedepankan kasih sayang -- menyayangi istri dan anak-anak, begitu pun sebaliknya, sehingga  sulit terjadi tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan mengakibatkan perceraian.

Menyikapi fenomena kehidupan era kontemporer saat ini, pada setiap saat kita disuguhkan dengan tindakan-tindakan yang dinilai bertentangan dengan ajaran agama, menurut hemat penulis, bahwa kita hanya pintar melafalkan basmalah, namun tidak memahami hakikat yang terkandung dalam basmalah, yakni pesan rahman dan rahim.

Sehingga, untuk meminimalisir tindakan-tindakan negatif dalam kehidupan, setidaknya kita kembali membumikan basamalah, dan memahami makna rahman dan rahim sebagai cerminan sifat Allah SWT. 

Jika hal ini benar-benar mendapat perhatian, maka dalam laku keseharian; baik di lingkungan masyarakat maupun di kantor, tindakan negatif seperti menzalimi orang lain, ujaran kebencian, bahkan tindakan lain yang berimplikasi dosa sulit terwujud. Sebab, sifat pengasih dan penyayang dari sang khaliq selalu diinternalisasi pada setiap ucapan dan tindakan kita dalam kehidupan.

Walaupun begitu, hakikat kehidupan memang tidak terlepas dari pengaruh dan godaan iblis kepada ummat manusia, sehingga kerap kita mendengar atau menyaksikan di tengah masyarakat maupun di kantor pemerintah, ada oknum yang memiliki kualifikasi pendidikan tinggi, menduduki jabatan strategis dan bahkan dari sisi usia menunjukkan kematangan berfikir dan bertingkah laku, namun kerap menzalimi orang lain, memfitnah, bahkan suka menebar kebencian antar sesama. 

Hal ini menandakan bahwa selain terjebak skenario iblis, pada prinsipnya karena tidak memahami hakikat dari makna rahman dan rahim dalam basmalah.  Justru itu, untuk menjunjung tinggi nilai-nilai ilahiyah dalam interaksi sosial, setidaknya kita membumikan basmalah dan menginternalisasikan nilai rahman dan rahim. 

Jadi, memahami makna rahman dan rahim secara komprehensif, berimplikasi pada harmonisasi sosial yang baik, sebagai cerminan dari konsep hamblum minnallah dan hablum minannas yang diajarkan Rasulullah SAW. 

Dan, jika nilai ilahiyah dalam basmalah tetap dijaga dan diaktualisasikan, maka dapat menekan tindakan menebar kebencian antar agama, persekusi, radikalisme, maupun tindakan melibat orang per orang seperti pemerkosaan, pembunuhan bahkan menzalimi orang lain dan melakukan korupsi, serta merampas hak orang lain. 

Karena, jika tergerak melakukan tindakan negatif tersebut, pasti terdobrak oleh naluri ilahiyah, Sebab, pada hakikatnya semua ummat manusia di bumi ini disatukan  dalam frame rahman dan rahim, untuk menjalani kehidupan yang baik, demi mewujudkan esensi Islam yaitu keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan ,sebagaimana isyarat dari pesan rahmatan lil alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun