Sebab, jika kinerja dianggap tidak memuaskan, maka sangat mustahil dia bakal terpilih kembali, tapi buktinya dia tetap dicintai masyarakat Jawa Tengah, dan menentukan politik kepadanya dan menaruh harapan besar untuk melanjutkan kepemimpinannya di Jawa Tengah.
Bahkan perolehan suara pada periode pertama ketika dia berpasangan dengan Heru Sudjatmoko meraup 48,82 persen suara dan di periode kedua (2018-2023)  dia dan pasangannya Taj Yasin Maimoen, memperoleh  suara cukup signifikan yaitu 58,78 persen. Ini membuktikan bahwa Ganjar Pranowo, dengan kinerja yang cukup baik sehingga dia pun menyabet begitu banyak penghargaan.
Seperti dikutip dari ayosemarang.com (4/9/2019) dalam kurun waktu satu tahun kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen telah meraih 40 penghargaan berskala nasional. Jika melihat dari pencapaian Ganjar Pranowo selama ini, maka pernyataan Puan Maharani, memang sangat kontras dengan fakta di lapangan, dan dapat asumsikan bahwa penilaiannya hanya menggunakan kacamata politik dengan pendekatan subjektif.
Satu hal juga yang dapat menepis penilaian Puan Maharani kepada Ganjar Pranowo adalah soal elektabilitasnya. Sebab, belakangan hanya satu-satunya kader PDIP yang selalu menempati posisi teratas hasil survei lembaga riset opini publik di Indonesia adalah Ganjar Pranowo, tentu hasil ini berdasarkan pandangan objektif masyarakat terkait penilaian kinerja dan dianggap layak untuk memimpin Indonesia di 2024 mendatang.
Seperti dikutip dari Kompas.com Rabu (5/5/2021) hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait sosok Calon Presiden (Capres) pilihan masyarakat terkini. Hasilnya menempatkan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut menempati urutan pertama dengan memperoleh 15,7 persen dan kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di posisi kedua dengan meraup 14,6 persen serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi ketiga dengan 11 persen dan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil dengan angka 10,0 persen.
Dari hasil survei lembaga yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi tersebut, dapat diasumsikan bahwa memang Ganjar Pranowo merupakan kader PDIP yang potensial untuk diusung pada kontestasi pilpres 2024. Sebab, Ganjar dinilai sebagai figur yang sangat representatif dapat melanjutkan program kerja yang telah diusung oleh presiden Joko Widodo.
Selain itu, gebrakannya menentang kelompok radikalisme di Indonesia dan sebagai figur yang menjunjung tinggi toleransi keberagaman, mendapat perhatian dari kalangan non Muslim dan menjadi kredit poin bagi seorang Ganjar Pranowo bila dibandingkan dengan figur lainnya.
Walaupun begitu, segala kemungkinan pasti terjadi, sebab tarikan kepentingan politik dapat menghambat atau bahkan memuluskan langkah Ganjar Pranowo untuk bertarung pada 2024.Â
Namun, setidaknya, berdasarkan hasil survei pada setiap tahun, seluruh partai politik pasti memiliki pandangan yang jelas, soal siapa yang layak dan berpeluang memenangkan pertarungan pada kontestasi pilpres 2024, terlepas dari faktor invisible hand yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang.
Jika membaca statemen Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto di atas, maka isyarat politik dapat digambarkan dengan jelas bahwa, memang Ganjar Pranowo tidak terlalu diperhitungkan PDIP.Â
Sebab, masih ada figur lainnya yang dianggap memiliki popularitas yang cukup baik bila dibandingkan dengan Ganjar Pranowo, namun soal nantinya siapa yang bakal diusung PDIP pada 2024 mendatang, masih menjadi tanya tanya.