Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Ganjar Pranowo Diusung PDIP pada Pilpres 2024?

24 Mei 2021   13:49 Diperbarui: 24 Mei 2021   14:27 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo foto: HUMAS PEMPROV JATENG via Kompas.com 

Setelah, selama dua pekan jagat maya riuh dengan konflik Israel dan faksi Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Kini, para pengguna media sosial kembali dibuat heboh. Namun, bukan soal perang atau bahkan isu ekonomi dan politik mancanegara, melainkan terkait hiruk pikuk politik tanah air. 

Kehebohan itu datang dari partai PDIP, setelah Gubernur  Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga sebagai kader partai berlambang Kepala Banteng Moncong Putih itu, tak diundang pada acara yang digelar PDIP di Semarang.

Acara yang dihadiri Puan Maharani tanpa kehadiran Ganjar Pranowo, memang menimbulkan tanda tanya dan membuat dunia maya Indonesia mendadak heboh, serta memunculkan spekulasi dari berbagai kalangan, lantaran Ganjar Pranowo sepanjang 2020 hingga 2021 sebagai salah satu kader PDIP yang menempati posisi teratas pada setiap survei yang dilakukan berbagai lembaga riset opini publik di Indonesia.

Ketidakhadiran Ganjar Pranowo pada acara tersebut, menguatkan sinyalemen terkait gejolak internal pada tubuh PDIP, pasalnya dalam kacamata politik ada keanehan, sebab Semarang merupakan daerah administratif Jawa Tengah di bawah kendali seorang Ganjar Pranowo. 

Jika saja, acara yang digelar di Jawa Timur atau Jawa Barat, mungkin tidak menimbulkan spekulasi politik. Tapi, nyatanya acara berlangsung di Semarang dan tanpa dihadiri Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut, membuat publik mulai menerka langkah PDIP dalam konsolidasi internal menuju kontestasi pilpres 2024.

Wacana terus menggelinding soal terjadi gejolak internal PDIP memang benar adanya, seperti dikutip dari Kompas.com (Senin/5/2021) setelah, secara terbuka, ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto blak-blakan menegaskan Ganjar dinilai berambisi maju pada Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto kepada wartawan usai acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, panti Marhaen, Semarang, Sabtu (22/5/2021) malam.

Bahkan, pernyataan Puan Maharani yang cukup menyentak publik dengan mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial, sehingga dapat di analisa mengarah ke seorang Ganjar Pranowo, yang belakangan mulai intens menyapa warga melalui sejumlah platform media sosial miliknya.

"Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed (sosial media) kata Puan seperti dikutip dari Kompas.com

Jika, benar sindiran Puan Maharani, mengarah ke Ganjar Pranowo, maka dalam pandangan politik sih merupakan hal yang lumrah, tapi soal penilaian kinerja Ganjar Pranowo dapat dikatakan sebagai bentuk kekeliruan, pasalnya Ganjar Pranowo memimpin Provinsi Jawa Tengah selama dua periode, maka dari sisi kinerja dapat diperhitungkan.

Sebab, jika kinerja dianggap tidak memuaskan, maka sangat mustahil dia bakal terpilih kembali, tapi buktinya dia tetap dicintai masyarakat Jawa Tengah, dan menentukan politik kepadanya dan menaruh harapan besar untuk melanjutkan kepemimpinannya di Jawa Tengah.

Bahkan perolehan suara pada periode pertama ketika dia berpasangan dengan Heru Sudjatmoko meraup 48,82 persen suara dan di periode kedua (2018-2023)  dia dan pasangannya Taj Yasin Maimoen, memperoleh  suara cukup signifikan yaitu 58,78 persen. Ini membuktikan bahwa Ganjar Pranowo, dengan kinerja yang cukup baik sehingga dia pun menyabet begitu banyak penghargaan.

Seperti dikutip dari ayosemarang.com (4/9/2019) dalam kurun waktu satu tahun kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen telah meraih 40 penghargaan berskala nasional. Jika melihat dari pencapaian Ganjar Pranowo selama ini, maka pernyataan Puan Maharani, memang sangat kontras dengan fakta di lapangan, dan dapat asumsikan bahwa penilaiannya hanya menggunakan kacamata politik dengan pendekatan subjektif.

Satu hal juga yang dapat menepis penilaian Puan Maharani kepada Ganjar Pranowo adalah soal elektabilitasnya. Sebab, belakangan hanya satu-satunya kader PDIP yang selalu menempati posisi teratas hasil survei lembaga riset opini publik di Indonesia adalah Ganjar Pranowo, tentu hasil ini berdasarkan pandangan objektif masyarakat terkait penilaian kinerja dan dianggap layak untuk memimpin Indonesia di 2024 mendatang.

Seperti dikutip dari Kompas.com Rabu (5/5/2021) hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait sosok Calon Presiden (Capres) pilihan masyarakat terkini. Hasilnya menempatkan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut menempati urutan pertama dengan memperoleh 15,7 persen dan kemudian disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di posisi kedua dengan meraup 14,6 persen serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di posisi ketiga dengan 11 persen dan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil dengan angka 10,0 persen.

Dari hasil survei lembaga yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi tersebut, dapat diasumsikan bahwa memang Ganjar Pranowo merupakan kader PDIP yang potensial untuk diusung pada kontestasi pilpres 2024. Sebab, Ganjar dinilai sebagai figur yang sangat representatif dapat melanjutkan program kerja yang telah diusung oleh presiden Joko Widodo.

Selain itu, gebrakannya menentang kelompok radikalisme di Indonesia dan sebagai figur yang menjunjung tinggi toleransi keberagaman, mendapat perhatian dari kalangan non Muslim dan menjadi kredit poin bagi seorang Ganjar Pranowo bila dibandingkan dengan figur lainnya.

Walaupun begitu, segala kemungkinan pasti terjadi, sebab tarikan kepentingan politik dapat menghambat atau bahkan memuluskan langkah Ganjar Pranowo untuk bertarung pada 2024. 

Namun, setidaknya, berdasarkan hasil survei pada setiap tahun, seluruh partai politik pasti memiliki pandangan yang jelas, soal siapa yang layak dan berpeluang memenangkan pertarungan pada kontestasi pilpres 2024, terlepas dari faktor invisible hand yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang.

Jika membaca statemen Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto di atas, maka isyarat politik dapat digambarkan dengan jelas bahwa, memang Ganjar Pranowo tidak terlalu diperhitungkan PDIP. 

Sebab, masih ada figur lainnya yang dianggap memiliki popularitas yang cukup baik bila dibandingkan dengan Ganjar Pranowo, namun soal nantinya siapa yang bakal diusung PDIP pada 2024 mendatang, masih menjadi tanya tanya.

Tapi, dilihat dari perspektif sosio-politik, jika nantinya Ganjar Pranowo tidak dilirik PDIP, maka dengan popularitas yang dicapainya selama ini, menjadi daya tarik bagi partai lainnya untuk meminangnya, demi mendongkrak suara partai pengusung pada pemilu 2024.

Jika ini terjadi, maka kerugian besar bagi PDIP, sebab 58,78 persen suara yang mendukungnya pada pilkada Jawa Tengah 2018 lalu, bakal beralih pada partai lain yang mengusung Gubernur mereka pada kontestasi 2024. Namun, soal politik tidak bisa diterka dengan naluri subjektif, tapi setidaknya belakangan ini, gambaran politik memang mengisyaratkan seperti itu, figur yang dikultuskan dapat mempengaruhi suara partai pengusung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun