Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Maafkan Aku Anakku, Maafkan Aku Istriku

8 Desember 2020   00:06 Diperbarui: 8 Desember 2020   00:36 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar by.  Dwijono Trisda

Walaupun hidup tanpa sang suami dan berkali-kali didatangi para lelaki untuk meminangnya, namun Bu Kalsum tetap menolak, dia merasa trauma, dan tak ingin menikah lagi. "maaf, aku tidak ingin dihianati yang kedua kalinya, walaupun aku tahu banyak lelaki yang menaruh rasa simpati terhadapku," kata Bu Kalsum pada suatu kesempatan ketika diminta menikah lagi oleh Bu Lastri istri kepala desa.

***

Usai sholat magrib hujan tak kunjung reda, tetap deras, air sungai juga meluap, sehingga terjadi banjir. Di tengah kepanikan warga, Bu Kalsum gelisah! Seperti sedang duduk di atas perapian.

Dia merasa khawatir atas keselamatan anaknya, karena hari sudah malam, Farhan tak kunjung pulang, tiap mendengar bunyi kendaraan di jalan raya, Bu Kalsum mencongak memastikan, lalu kembali tertegun dibalik jendela.

Karena jarum jam sudah menunjukkan pukul dua puluh, perasaan gelisah dan rasa takut terus merayapi pikirannya, dia pun memberitahu kepada Pak Kades Muhidin dan meminta bantuan warga untuk mencari informasi tentang keberadaan putranya tersebut. Seusai sholat Isya, pak kades mengumumkan kepada warga melalui pengeras suara di masjid.

Dan warga pun mulai mendatangi rumah Bu Kalsum menanyakan perihal informasi yang disampaikan pak kades tersebut. "Bu Kalsum! Apa benar Farhan belum pulang?" Tanya salah seorang warga kepada Bu Kalsum, "Iya! Sahut Pak Kades yang baru tiba di rumah Bu Kalsum. "gimana kalau besok kita mencari Farhan dan teman-temannya?" usul Pak Kades. "iya betul, besok harus mencari mereka," jawab warga kompak.

***

Hingga sore hari pencarian warga tak membuahkan hasil, jalan utama yang biasanya dilalui para pendaki, longsor sehingga menyulitkan warga untuk mencapai pos pertama pendakian. Dan warga pun memilih kembali pulang agar esok hari mereka kembali menyisir hutan untuk mencari keberadaan Farhan, dan teman-temannya.

Namun, di tengah perjalanan pulang salah seorang warga mendapat informasi bahwa Farhan dan teman-temannya kini berada di rumah sakit. Mereka diselamatkan warga di kampung tetangga ketika kembali pulang dan mereka ditabrak sebuah mobil mewah ketika mereka hendak menyebrang jalan. Dan, rupanya dari kelima anak muda yang tertabrak, hanya Farhan yang mengalami luka serius hingga tak sadarkan diri.

Sejak sore hari, memang Bu Kalsum merasa gelisa, sebab ikatan batin antara ibu dan anak telah terjalin begitu kuat, sehingga apapun yang menimpah seorang anak pasti dirasakan oleh seorang ibu. Dan, yang dikhawatirkan Bu Kalsum ternyata benar terjadi, anak semata wayangnya mendapat musibah.

Bagaikan petir menyambar, hujan gelap dan halilintar yang dahsyat, ketika mendengar informasi itu, kabar yang memilukan itu dijelas-terangkan oleh Pak Kades, setelah mendapat informasi dari warga di kampung tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun