Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita | Pohon Kurma di Desa Gonone Kecamatan Pulau Joronga Kabupaten Halmahera Selatan (1)

7 November 2020   22:14 Diperbarui: 26 September 2024   10:17 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nenek Habibah Daud saat diwawancarai penulis

Kepala Desa Gonone Rais Jabir memegang buah Kurma. 
Kepala Desa Gonone Rais Jabir memegang buah Kurma. 

Populasinya ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan biasanya jadi tanaman penghias halaman masjid. "Kelompok kedua adalah pertanaman kurma yang baru berumur antara 3-5 tahunan yang bibitnya sengaja didatangkan dari berbagai produsen bibit kurma dari berbagai negara," jelas Sudarsono

Menurut Sudarsono, pohon kurma di kelompok pertama jumlahnya tidak banyak di suatu lokasi. Beberapa pohonnya juga diketahui telah berbuah dengan baik. Tanaman kurma dalam kelompok ini diduga berasal dari semaian biji yang membuat karakteristiknya sangat beragam.

Tak itu saja, kebanyakan tanaman kurma dalam kelompok ini juga tidak bisa menghasilkan buah karena hanya dipelihara sebagai tanaman hias. Sementara pohon kurma dalam kelompok kedua memang didatangkan ke Indonesia untuk dikembangkan sebagai penghasil buah kurma.

Jika lima daerah yang memiliki pohon kurma tumbuh subur dan menghasilkan buahnya karena ditanami oleh warga di pekarangan rumah maupun di pelataran masjid. Namun berbeda dengan pohon kurma di Pulau Gonone Kecamatan Pulau Joronga, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. -- tumbuh tanpa sentuhan tangan manusia.

Seperti diceritakan Habibah Daud (115) salah satu saksi sejarah atas tumbuhnya pohon Kurma di Desa Gonone. Katanya pulau Gonone pada awalnya --sebelum Indonesia merdeka, memang pulau tak berpenghuni. Dan, ketika itu pulau ini tidak menjadi perhatian untuk ditinggali.

Sehingga, ketika itu warga memilih salah satu pulau di dekat pulau Gonone yakni Pulau Tawabi. Alasannya yakni terkait prospek kehidupan jangka panjang. Namun, kehidupan di Tawabi tidak berlangsung lama dan nyaman, konon pulau yang saat ini disebut sebagai kampung tua tersebut, pada setiap malam warga yang bermukim di pulau tersebut sering di "diganggu" oleh nyamuk, sehingga pada malam hari ada warga memilih untuk tidur di pantai, agar terhindar dari ancaman nyamuk.

Karena merasa tak nyaman ketika tidur di malam hari, sehingga beberapa warga yang awalnya menghuni pulau Tawabi kemudian bersepakat mencari pulau lain, dan Pulau Gonone-lah menjadi tujuan.

Buah Kurma yang dipanen Kepala Desa Gonone Rais Jabir dan dibagikan kepada warga
Buah Kurma yang dipanen Kepala Desa Gonone Rais Jabir dan dibagikan kepada warga


Berpindah dari pulau Tawabi dan memulai kehidupan baru di pulau Gonone, kata Nenek Habibah yang juga ibu dari ayah mertua penulis, ketika itu di Desa Gonone dihuni oleh keluarganya, yakni kedua kakeknya bernama Totu Bintang dan Totu Jambula serta tiga kepala keluarga yang tak lain merupakan keluarga mereka yakni Totu Seselo, Totu Dingoto dan Kapita. (Totu merupakan sebutan untuk Buyut dari suku Tobelo).

Sebelum berpindah ke Pulau Gonone, katanya seperti dikisahkan oleh kedua orangtuanya, bahwa di Pulau Tawabi, sering dikunjungi oleh orang Arab untuk menengok keluarga mereka. Yang dimaksud keluarga dari Arab adalah kakek dari Nenek Habibah yakni Totu Bintang dan Totu Jambula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun