Ide yang dibawa oleh HTI tentang Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah sendiri sebenarnya mustahil untuk dilakukan saat ini. Penambahan kata "Indonesia" pada Hizbut Tahrir sendiri menunjukan bahwa HTI hanya memperjuangkan ide nya di Indonesia.
Sedangkan konsep khilafah yang dibawa HTI cenderung negatif terhadap Nasionalisme. Penafsiran mereka terhadap Islam itu satu adalah bahwa Islam tidak boleh berserikat sendiri-sendiri.Â
Apabila mayoritas masyarakat Indonesia setuju dengan konsep khilafah HTI, maka hanya Indonesia saja yang akan tepengaruh. Pada akhirnya HTI justru menciptakan negara Islam baru dan memberi jarak pada negara-negara Islam lain yang berdaulat. Sebagaimana yang dilakukan oleh ISIS.
Meniru Republik Islam Iran
Revolusi sebuah negara sekuler ke negara agama bukan sesuatu yang sering ditemukan, justru vice versa. Satu-satunya negara yang dirasa cukup berhasil merevolusi dirinya dari yang tadinya sekuler ke negara agama adalah Iran, Republik Islam Iran.
Apabila Indonesia yang masih dianggap sebagai negara sekuler ini ingin menjadi negara agama. Maka satu-satunya yang layak untuk menjadi contoh adalah Republik Islam Iran. Bukan hanya pengaruh Sosial dan Budaya, Segi Politik dan Ekonomi pun hampir serupa.
Meningkatnya Minat terhadap Islam
Trend meningkatnya minat umat muslim terhadap agama nya di Indonesia saat ini, sama seperti yang terjadi di Iran 40 tahun silam. Pemimpin Iran, Shah Pahlevi, memoles negara nya se sekuler mungkin. Ia sangat dekat dengan pemimpin-pemimpin barat. Hal ini memicu kebencian kaum-kaum agama yang pada saat itu cenderung pasif.
Pada 1960, Shah meluncurkan Revolusi Putih alias proyek modernisasi besar-besaran. Di antara program Revolusi Putih adalah nasionalisasi sumber daya air, pendidikan gratis, pemberantasan korupsi dan buta huruf, pemberian hak mencoblos dalam pemilu untuk perempuan, dan banyak lagi.
Sayang, administrasi Shah yang mengejar pertumbuhan mengabaikan pemerataan pendapatan. Dampaknya terasa ketika inflasi meroket ketika boom minyak berakhir pada 1976.Â
Kaum-kaum marjinal selama ini melihat hanya segelintir oligarki saja yang menikmati kekayaan Iran. Oleh karena itu, Golongan Agama dan Golongan Komunis membentuk persekutuan untuk menggulingkan Shah.