Ada dua faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami panic attack, yaitu internal (dalam diri) dan eksternal (pengaruh dari luar) (Wulandari 2023).
1. Genetika. Faktor genetika (dari garis keturunan, seperti riwayat keluarga atau orang tua) dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami panic attack. Jika kamu merasakan ciri-ciri di atas dan mengetahui bahwa orang tua kamu memiliki gangguan kecemasan, segeralah berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog.
2. Paparan peristiwa yang membuat stres atau traumatis di masa kanak-kanak atau dewasa. Paparan peristiwa negatif di masa kecil atau bahkan saat dewasa yang membuat stres atau traumatis bisa menjadi pemicu munculnya panic attack.
3. Perbedaan struktural dan fungsional pada otak. Orang-orang dengan gangguan kecemasan mengalami perubahan struktural dan fungsional pada otak. Faktor yang ini termasuk faktor internal yang meningkatkan risiko seseorang mengidap gangguan mental ini.
Bagaimana cara mengatasi dan mencegah panic attack?
1. Batasi penggunaan alkohol dan zat-zat berbahaya
menggunakan minuman beralkohol atau zat-zat lain untuk mengatasi kecemasan, bukanlah hal yang bagus, namun hal itu justru memperburuk gejala kecemasan. Jika kesulitan menghentikan atau mengurangi penggunaan zat tertentu, carilah dukungan karena zat-zat tersebut dapat berkontribusi pada siklus peningkatan kecemasan dan kepanikan.
Perhatikan juga asupan kafein setiap hari, dan bagaimana kafein dapat mempengaruhi tingkat kecemasan. Mengkonsumsi kafein dapat memicu peningkatan detak jantung dan perasaan gugup, yang berpotensi menyebabkan panic attack pada individu yang peka terhadap sensasi fisik itu.
2. Menyingkirkan stres
Sangat penting untuk menemukan cara sehat mengelola stres. Cara ini bisa berupa meditasi, menyalurkan hobi dan olahraga teratur. Studi mencatat banyak manfaat aktivitas fisik untuk menghilangkan stres, memperbaiki gejala depresi dan kecemasan. Temukan jenis olahraga yang disukai dan dapat bertahan lama, entah itu berjalan kaki di sekitar kompleks perumahan, mengikuti kelas kebugaran bersama teman dan keluarga, atau yoga. Apa pun cara yang diambil, sempatkan waktu untuk melakukan sesuatu yang mengurangi stres.
3. Tidur cukup