Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Prediksi Kompasiana 2016

31 Desember 2015   10:47 Diperbarui: 31 Desember 2015   12:19 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketegangan akan makin sering. Bukan berita baru kalau Kompas Group, dalam hal ini manajemen industri cetak, sering berselisih dengan Kompasiana. Utamanya adalah soal gaya konten yang jauh standar Kompas yang jadi golden standart jurnalistik Indonesia. Membuat heboh bukan gaya jurnalistik Kompas. Tapi alangkah seringnya Kompasiana bikin heboh jagad Indonesia. Dari akun anomin pula. Makin pusinglah orang-orang di news room Kompas. Kompas tak bisa tutup mata karena Kompasiana adalah bagian dari mereka, ada nama 'Kompas' di nama 'Kompasiana'. Orang luar hanya tahu bahwa Kompasiana adalah milik Kompas. Sehingga segala komplain dan sentimen pasti ikut ditujukan ke Kompas. Kepusingan ini lalu dilampiaskan ke dalam bentuk permintaan (atau perintah?) kepada Pepih cs menghapus artikel heboh. Padahal, menghapus artikel dianggap 'haram' bagi komunitas kita ini, dan Kang Pepih pun banyak setuju dengan itu.

Dengan naiknya popularitas, pengaruh dan jumlah user Kompasiana 2016, kepusingan dan ketegangan ini akan bertambah. Situasi ini akan terus terjadi selama Kompas Group masih menganggap Kompasiana mesti dikelola secara business as usual, bukannya dengan prinsip pengelolaan crowd sourcing.

MAINAN BARU

"Mas Hilman, saya perlu mainan baru, nih! Tidak bisa begini-begini terus," kata Kang Pepih kepada saya yang ditraktirnya kopi siang itu.

Gagasan soal produk baru, khususnya digital, yang bisa dihadirkan Kompas Digital -- ibu kandung Kompasiana -- tentu sangat banyak. Tapi belum tentu cocok dengan industri Kompas. Bila pun cocok, misal masih dalam industri konten, model bisnisnya juga belum tentu disetujui para pengambil keputusan. Susahnya berada dalam korporasi besar itu adalah terbatasnya kemampuan manuver dan banyaknya orang yang harus dimintai persetujuannya. Meski uang bukan masalah, tapi birokrasi dan standar complience-nya rumit dan berlapis-lapis.

Saya menyampaikan beberapa gagasan soal 'mainan baru' yang masih dalam lingkup industri konten dan terhubung langsung dengan komunitas Kompasiana. Kang Pepih antusias. Namun perwujudannya di 2016 lebih seperti berharap mukjizat ketimbang prediksi. Kecuali bila.........

***

2016 akan jadi tahun yang sangat sibuk bagi Kompasiana: para awak maupun anggota komunitas seperti kita. Ini adalah tahun dimana Kompasiana memanen popularitas, pengaruh serta sumber pendapatan. Terlebih, dengan popularitas dan akses langsung ke Presiden, Kompasiana kali ini bisa berbuat lebih nyata bagi masyarakat luas. Semuanya akan makin memperkokoh posisi Kompasiana sebagai Ideagoras nomor satu di Indonesia, bahkan role model dalam industri blog crowd sourcing nasional.

Bila pun ini dinilai terlalu lancang sebagai prediksi Kompasiana 2016, bolehlah kiranya dianggap sebagai harapan. Yang pasti, terima kasih banyak kepada seluruh awak Kompasiana yang telah berhasil menghadirkan serta merawat platform crowdsourcing dan Ideagoras yang hebat sepanjang 2015. 

Sampai jumpa lagi tahun depan! (***)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun