Tahun 70an kebebasan kefemininan semakin gencar, hal ini disebabkan oleh keadaan sosial politik masyarakatnya sehingga menimbulkan gerakan liberasi wanita yang dalam berbusana termotivasi untuk menerapkan kesan maskulin seperti mengenakan jas dengan pengisi di bahu, jaket, dan rompi dengan menggunakan bahan jeans, bahan polos yang kasar dan kaku, serta kaos (Umma, 2016) tahun 70an merupakan awal kemunculan majalah femina yang memang didedikasikan untuk wanita. Di dalamnya terdapat mode-mode busana yang pada masa tersebut merepresentasikan keberanian dan kuatnya wanita 70an meskipun dipandang lemah (Ismalia & Nasionalita).
   Kehadiran majalah femina ini melahirkan banyak perancang busana yang membuat dunia fashion menjadi beragam. Selain daripada itu, keberadaan musisi-musisi dengan berbagai aliran juga berpengaruh terhadap keberagaman busana, salah satunya adalah celana cutbray, gaya hippies, dan gaun funxy yang berasal dari pengaruh musik disko.
   Tahun 1980 merupakan era dimana atasan oversize menjadi andalan wanita,karena pakaian yang berukuran lebih besar dapat dipakai dalam jangka waktu Panjang. Perkembangan gaya busana tentu saja dipengaruhi oleh keadaaan sosial ekonomi juga masyarakat pada masanya,di masa ini wanita tak hanya membeli pakaian santai saja namun juga membeli pakaian untuk bekerja. Sebagaimana kita ketahui pada masa itu perempuan banyak yang berkarir dan menjadi tulang punggung, pakaian yang eksis untuk wanita karir dan dapat digunakan dalam berbagai situasi adalah blazer. Blazer merupakan pakaian semi jas yang menampilkan kesan feminin yang dapat digunakan dalam berbagai situasi, baik santai maupun formal (Fitriani, Aini, & Sintawati, 2021)
     Masa ini merupakan masa dimana wanita menunjukan sisi terkuatnya,diwujudkan dalam pakaian yang menimbulkan kesan powerful seperti jas-jas atau gaun dengan bantalan bahu atau yang menonjol dibagian bahu atau membuat bahu terlihat lebar dan hal ini juga berlaku pada blazer yang digunakan pada masa itu. Selain dari blazer pakaian dengan gaya yang terkenal pada tahun 80an adalah jaket, rompi, gaun dengan rok dan blus mini, maxi pullover dengan leher tinggi dan lipatan lebar, celana sontog, hotpants, maxi gaun, dan topi floppy,yang digunakan dalam berbagai situasi (Umma, 2016) pakaian yang eksis di tahun itu bis akita dapati pada masa kini,seperti jeans panjang sobek-sobek dibagian lutut atau yang biasa disebut dengan ripped jeans, baju kotak-kotak, jumpsuit, jaket kulit, dan pakaian dengan gaya baggy,selain itu era ini merupakan awal kemunculan gaya busana dengan memadukan ciput di atasnya.
Gaya Busana Tahun 1990-2000
  Meskipun masih terdapat adaptasi pakaian dari tahun-tahun sebelumnya, namun era 90an merupakan era dimana inovasi fashion lebih berkembang lagi. Anak muda khususnya mahasiswa saat itu sering mengenakan kemeja yang ujungnya di ikat dan dipadukan dengan celana levis yang menjadi tren dikalangannya. Sama seperti tahun 70an fashion pada tahun ini juga banyak terinspirasi dari penyanyi/musisi terkenal seperti Britney Spears dan penyanyi lainnya. Tahun 90an merupakan peralihal teknologi dimana sebelumnya masyarakat mengenal teknologi analog dan di tahun ini teknologi digital sudah mulai menguasai,membuat pembaharuan gaya busana lebih beragam dan perkembangannya semakin pesat,begitupun dengan status wanita karir yang semakin tinggi jumlahnya membuat busana di era ini sangat menonjolkan sisi independen wanita dan ditandai dengan adanya gaya busana khas wanita kantoran seperti blazer dengan celana panjang kain atau rok bawah lutut sedangkan pakaian santai yang menjadi andalan di era ini adalah kaos oblong yang dimasukan kedalam celana jeans atau levis kemudian diberikan detail aksesoris berupa ikat pinggang yang besar,yang menjadi ikon pada tahun 90an adalah wanita kerap kali memakai pakaian berwarna cerah dan bertabrakan dengan rambut pendek Bob yang memancarkan aura feminine sekaligus maskulin,selain itu outter atau rompi pada masa ini dikenakan langsung dan tidak dilapisi kaos didalamnya. Jilbab pun mulai menjadi tren dan kerap dipakai pelajar ketika pergi ke sekolah/kampusnya masing-masing, jilbab yang menjadi tren saat itu adalah jilbab segi empat dengan ujung atas yang di mancungkan seperti segitiga.
   Tahun 2000an awal merupakan kelanjutan fashion dari tahun 90an, hanya sedikit saja yang berubah seperti misalnya model jilbab yang semakin beragam seperti jilbab yang ujung bawahnya dibentuk menyerupai bunga (sering dikenakan Ketika ada acara, seperti qasidahan/hajatan) atau ditalikan ke belakang dengan dalaman ciput untuk menutupi rambut sedang pakaian bawahnya menggunakan gamis atau atasan panjang se lutut dengan celana kain,sebelum tahun 2012 gaya ini banyak di adopsi oleh kalangan ibu-ibu khususnya gamis dan sebagian anak muda.
   Sejatinya gaya busana tahun 2000an sebagian besar mengadaptasi gaya dari tahun-tahun sebelumnya namun dipadukan dengan gaya islami sehingga lebih tertutup namun tetap terlihat modis dan ini terjadi di tahun 2017 hingga sekarang. Pada tahun 2000an awal masyrakat khususnya anak muda mengadopsi gaya chic yaitu memadukan kemeja dan jeans atau celana kain dengan opsi menambahkan blazer,street-style atau gaya jalanan dimana anak muda seringkali berkumpul dan mengobrol dipinggir jalan juga muncul pada tahun 2000an ini, street-style pada awal masa ini hanya berupa kaos oblong, cardigan, jaket yang digabung celana jeans (Sari & Indrawati, 2022).
      Pada masa sekarang,pengaruh korea selatan dalam industry hiburan semakin meluas sehingga korean-style menjadi gaya andalan pada masa kini, wanita Indonesia mulai mengikuti gaya yang dikenakan oleh idol atau aktor,aktris korea seperti misalnya cardigan warna pastel (lilac) yang digabung dengan celana kulot selain itu gaya-gaya wanita vintage dan retro yang ada di masa lalu dijadikan tren oleh sebagian anak muda karena gaya tersebut dianggap estetik dan dijadikan gambaran bagaimana Ibu/neneknya pada masa lalu berbusana.
SUMBER
Emillia, & Mursal, I. F. (2021). SEJARAH GAYA BERBUSANA PEREMPUAN KOTA JAMBI TAHUN 1900-1970. Siginjai, 1(2), 45-64.
Fitriani, A., Aini, N., & Sintawati, E. (2021). Analisa Blazer menggunakan Pola Dankaerts Ditinjau dari Faktor Kenyamanan pada Ukuran M, L, dan Xl. Inovasi Teknik dan Edukasi Teknologi, 1(3), 185-191.