Kami tiba di basecamp Curug Cikaso sekitar pukul 04.15 dan memarkir kendaraan di area dekat pelabuhan. Setelah itu, kami memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan tidur di mobil hingga pukul 06.00. Saat pagi tiba, warung-warung di sekitar area parkir sudah mulai buka, dan kami menjadi pengunjung pertama. Seperti biasa, kegiatan pagi dimulai dengan bersih-bersih dan sarapan selama kurang lebih satu jam.
Pukul 06.50, kami melanjutkan perjalanan dengan membeli tiket perahu untuk menyebrangi sungai menuju Curug Cikaso. Oh ya, untuk menuju Curug Cikaso, ada dua opsi yang bisa dipilih: menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar 7 menit, atau trekking selama kurang lebih 30 menit. Kali ini, kami memilih menggunakan perahu—maklum, setelah perjalanan panjang, rasanya lebih nyaman menghemat tenaga.
Suasana pagi di pelabuhan benar-benar syahdu. Air sungai yang tenang berpadu dengan kabut tipis yang mulai turun menciptakan pemandangan yang menenangkan. Tiket perahu untuk menyebrang dikenakan biaya Rp 65.000 per perahu. Sayangnya, aku lupa mencatat biaya simaksi per orang. Total biaya yang kami keluarkan, termasuk parkir mobil, adalah Rp 85.000 untuk empat orang.
Pilihan Wisata Alam Sukabumi di Bulan Mei yang Instagramable
Wow! Curug Cikaso benar-benar memukau, apalagi saat kami tiba, belum ada pengunjung lain. Kami berempat menjadi pengunjung pertama, menikmati keindahan alam dalam ketenangan total tanpa kebisingan. Inilah alasan utama kami berani berangkat malam—untuk merasakan suasana damai seperti ini. Menikmati alam tanpa gangguan sungguh pengalaman yang tak ternilai. Kalau kalian berencana ke Sukabumi, Curug Cikaso adalah destinasi yang sangat direkomendasikan!
Kami menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam di curug ini, menikmati suasana tanpa kehadiran wisatawan lain. Saat pukul 08.30, kami bersiap kembali ke perahu, dan hingga saat itu pun belum ada pengunjung lain yang datang. Rasanya berat sekali meninggalkan tempat ini; ingin rasanya berlama-lama lagi di Curug Cikaso. Namun, perjalanan harus berlanjut ke destinasi berikutnya.
Perjalanan menuju Ujung Genteng dimulai pukul 09.00, mengikuti arahan dari aplikasi peta. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu jam perjalanan dari Curug Cikaso. Sungguh pengalaman yang menyenangkan bisa liburan tanpa terjebak macet. Aku benar-benar speechless! Ini sudah siang, tetapi suasana tetap lengang. Aku jadi bertanya-tanya, apakah Ujung Genteng memang selalu sepi seperti ini? Yang jelas, perjalanan menuju ke sini terasa sangat indah dengan pemandangan sepanjang jalan yang memanjakan mata.
Kami tiba di Ujung Genteng sekitar pukul 09.50 dan langsung menuju Cafe Moana, yang memiliki pemandangan langsung menghadap pantai. Suasananya begitu tenang, dengan banyak meja yang masih kosong. Kenapa bisa sepi banget, ya? Mungkin akses jalan yang cukup jauh membuat tempat ini tidak terlalu ramai.