Mohon tunggu...
Hildawati Septiani
Hildawati Septiani Mohon Tunggu... Akuntan - Employee | Traveller | Mountaineer | Blogger

"Hidup adalah gerak" "Gerak adalah maju, berjuang, naik gunung, turun gunung, naik lagi"

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memoar Jejak di Ketinggian 2565 MDPL, Prau si Golden Sunrise

17 Mei 2023   13:11 Diperbarui: 17 Mei 2023   13:20 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun walau dingin, tapi perasaan ku bahagia kembali setelah melihat basecamp yang ramai para pendaki. Tiba di basecamp, kita langsung ke registrasi untuk mengisi data. Setelah beres semua dengan urusan registrasi dan toilet, ternyata temanku langsung ngajak naik, aku shock karena ekspektasi ku adalah tidur sebentar. Wah aku langsung membayangkan tracking di malam hari, antara takut dengan makhluk halus atau treknya. 

Kita langsung bersiap untuk naik, start pukul 23.12. Saat berjalan beberapa langkah, pikiran negatif datang kembali, takut jika nanti aku nyasar. Tapi, aku percayakan kepada mereka yang berpengalam. Tracking tanjakkan pertama, kaki masih kuat. Setelah 20 menit pertama, kaki mulai terasa lelah, dan aku mulai mengeluh. 

Perjalanan menuju pos 1 tidak begitu  jauh, dan menuju post 2 sedikit lebih jauh, dan selanjutnya sangat merasa jauh ketika menuju pos 3.

Aku sebagai pemula, dan sangat jarang sekali berolahraga, selama perjalanan hanya mengeluh saja. Setiap langkah ke 10, dada sesak, nafas sudah tidak karuan. Perjalanan menuju pos 3  semakin terjal, aku sangat berhati-hati, karena aku takut terpeleset jatuh. Aku yang selalu melihat keatas menggunakan headlamp, mengamati seberapa jauh lagi aku harus melangkah. Ada perasaan ingin menyerah, ingin kembali turun atau menunggu teman di pos 2. Tapi, aku juga tidak berani jika tinggal sendirian saat malam hari seorang diri. 

Temanku selalu bilang "sudah dekat itu, udah ada aroma mie nih" benar, aku menciumnya. Tapi sudah berjalan setengah jam, belum juga menemukan tenda yang memasak mie. Suara berisik mulai terdengar di telinga ku. Dan, aku hanya menemukan satu tenda dan berfikir kalau sudah sampai. Ternyata aku baru sampai di pos 3 belum sampai puncak. Dan ternyata menuju puncak masih setengah jam lagi. Wah, rasanya benar-benar ingin menyerah. 

(Dok. pribadi)
(Dok. pribadi)

Finally!!

(4/07/19) pukul 01.42 aku tiba di puncak. Pertama kali yang ku lihat adalah Bintang. 

Bintang yang begitu ramai seperti menyambut kedatangan ku. Bintang yang terasa begitu dekat, benar-benar dekat. Seketika letih ku hilang melihat pemandangan prau di malam hari. 

Ternyata prau sangat ramai, kita sampai harus mencari tempat kosong untuk mendirikan tenda. 

Selesai mendirikan tenda pukul 03.00, aku langsung masuk untuk beristirahat. Sebenarnya aku ingin ikut masak-masak, tapi karena mata ku yang sudah tidak bisa lagi diajak kompromi, jadi aku memilih tidur walaupun tidak begitu nyenyak karena cuaca yang dingin banget. Suhu di puncak prau bisa menembus dua jaket plus sleeping bag ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun