"Kenapa?" Tanyaku sambil mengikuti gadis yang terus menarik tanganku.Â
"Apanya? aku kan temanmu!" Ucapannya membuat mataku melebar namun dengan cepat kembali normal saat mengingat bagaimana ucapan 'teman' pernah terdengar di masa lalu namun akhirnya aku sendiri lagi.Â
"Jangan berharap" lirihku, gadis itu menatapku dan tertawa.
"Ayo bertaruh, aku akan membuatmu menjadi temanku. Dan, jika kita masuk di sma yang sama aku akan terus mengikutimu. Kamu tidak perlu merasa sendiri lagi!" Aku tersenyum tipis saat mendengar ucapannya.Â
"Tidak mungkin"Â
"Runa, jangan begitu.. kamu mungkin bosan mendengar ucapan semangat atau ucapan manis ataupun motivasi. Jadi aku akan menunjukkan bahwa aku siap menjadi temanmu. Jangan ragu untuk menyapa ku okey? Kamu tahu mataku itu minus jadi sapa aku jika kita bertemu di jalan, okey runa?"Â
Aku menghela napas saat mendengar ucapan panjang gadis itu. "Aku bahkan tak tahu namamu" balasku dan tertawa kecil.
"Nisa, namaku nisa tiara" aku tersenyum dan menatapnya.Â
"Oke, nisa.. terimakasih sudah menjadi..yah teman mungkin?" Balasku akhirnya, dan nisa semakin tersenyum cerah.Â
"Teman iya, ayo terus bersama" aku tersenyum ketika melihat semangat di wajahnya.Â
Tidak ada salahnya untuk berharap bukan? Tidak ada salahnya jika si hantu kelas itu punya teman manusia yang seperti malaikat bukan?.