Mohon tunggu...
Hilda Nurhayati
Hilda Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca mendengarkan musik dan sesekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hantu yang Bernyawa

4 Juli 2024   19:51 Diperbarui: 4 Juli 2024   19:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halo?, kamu melihatku?

Oh kamu tidak melihatku?

Iya aku ada di depanmu

Kenapa kamu tidak menyapaku?

Oh iya kamu tidak menyadariku

Kenapa kamu duduk di depanku?

Oh kita sekelas? Baik, kuakui kita satu kelas

Kamu tertawa bersama mereka, lucunya. 

Dulu kamu juga tertawa bersamaku, Rindunya. 

Kamu tahu mereka menyakitiku kan?

Tapi kenapa kamu tidak membantuku?

Ah tidak apa asal kamu tertawa aku baik baik saja. 

Lagipula aku ini hantu, tidak ada yang menyadariku tapi ada yang selalu menyalahkanku. 

Saat handphone giselle hilang, kalian menyalahkanku.

Saat uang guru sejarah hilang. Kalian menuduhku.

Saat aku terdiam kalian mengejekku 

Tidak apa, aku kan hantu hehe. 

Tidak apa..iya tidak apa..

Lagipula, aku pun sudah lupa bahwa aku adalah manusia. 

Namun, kenapa gadis ini duduk di sampingku dan bukan di depanku?

Kenapa dia tersenyum melihatku?

Kenapa dia mengulurkan tangannya padaku?

"Ayo ke kantin karuna" 

Gadis itu, baru saja memanggilku, namaku.. gadis itu memanggil namaku. 

"Kenapa mengajakku?, aku kan hantu di kelas ini?" 

Gadis itu terdiam saat mendengar ucapanku. Mungkin akhirnya dia sadar.

"Tapi kamu kan masih bernafas, kenapa pula kamu menjadi hantu" ucap gadis itu sambil tertawa. Mataku berbinar dan sudut bibirku terangkat membentuk senyuman. 

"Ayo pergi" ajakannya membuat tanganku bergerak dan meraih tangan gadis itu. Dan untuk pertama kalinya dalam dua tahun aku meninggalkan tempat yang selalu aku tinggali. 

Mata yang terus mengawasiku membuatku waspada. Mereka menatapku dengan tatapan seolah aku adalah alien yang dibawa pergi dari markas rahasia. 

Apa aku salah mengikutinya?

Apa aku seharusnya kembali saja?

Tapi gadis ini enggan melepas tanganku

Seolah dia menunjukkan bahwa semua akan baik baik saja. 

"Kenapa?" Tanyaku sambil mengikuti gadis yang terus menarik tanganku. 

"Apanya? aku kan temanmu!" Ucapannya membuat mataku melebar namun dengan cepat kembali normal saat mengingat bagaimana ucapan 'teman' pernah terdengar di masa lalu namun akhirnya aku sendiri lagi. 

"Jangan berharap" lirihku, gadis itu menatapku dan tertawa.

"Ayo bertaruh, aku akan membuatmu menjadi temanku. Dan, jika kita masuk di sma yang sama aku akan terus mengikutimu. Kamu tidak perlu merasa sendiri lagi!" Aku tersenyum tipis saat mendengar ucapannya. 

"Tidak mungkin" 

"Runa, jangan begitu.. kamu mungkin bosan mendengar ucapan semangat atau ucapan manis ataupun motivasi. Jadi aku akan menunjukkan bahwa aku siap menjadi temanmu. Jangan ragu untuk menyapa ku okey? Kamu tahu mataku itu minus jadi sapa aku jika kita bertemu di jalan, okey runa?" 

Aku menghela napas saat mendengar ucapan panjang gadis itu. "Aku bahkan tak tahu namamu" balasku dan tertawa kecil.

"Nisa, namaku nisa tiara" aku tersenyum dan menatapnya. 

"Oke, nisa.. terimakasih sudah menjadi..yah teman mungkin?" Balasku akhirnya, dan nisa semakin tersenyum cerah. 

"Teman iya, ayo terus bersama" aku tersenyum ketika melihat semangat di wajahnya. 

Tidak ada salahnya untuk berharap bukan? Tidak ada salahnya jika si hantu kelas itu punya teman manusia yang seperti malaikat bukan?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun