Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Novemberku, Terulang Lagi di Februari

14 Februari 2023   05:46 Diperbarui: 14 Februari 2023   05:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

November sudah berantakan, kok februari dibuat berantakan juga. Hoalah asmara kacau memang mengubah semuanya. 

Hal ini berawal dari feeling, insting, dan kepo. Pada bulan november aku dan dia memutuskan untuk udahan, hal ini disebabkan dia nggak kuat LDR dan memang ada cewek lain.

Menurutnya si cewek nggak sempurna, masih sempurna aku. Akan tetapi, namanya cinta akan datang kalau terbiasa bukan? Nah begitu pun dengan dia, yang selalu sekelas, saling pandang, dan akhirnya suka. 

Selain itu, dia juga nggak ngaku apabila nyaman dan menyimpan foto-foto berdua dengan si cewek. Bukan cewek dong namanya kalo nggak naik pitam melihat seseorang yang disukainya malah bermain dengan cewek lain. 

Alhasil, karena kesabaranku setipis tisu dan harus berfikir menggunakan otak lagi bukan perasaan, aku setuju jika kami udahan. Seminggu setelah putus, hampa rasanya. Hari-hari hanya bisa menangis, mood berantakan dan stress. 

Perjuangan banget pada bulan November, selain putus juga mendapat tekanan dari kampus untuk segera menyerahkan proposal skripsi. Disaat itu, aku belum sama sekali membuat proposal skripsi. 

Akhirnya, aku tetap mengerjakannya walau diimbangi dengan tangisan dan galau. Alhamdulilah, proposalku jadi dan siap untuk ku ajukan. 

Tetap saja, aku masih galau. Temanku berinisiatif untuk mengajakku healing, agar aku tidak stress dan sedikit refreshing. 

Tidak berhasil. Setiap malam, aku selalu menangis, terbayang wajahnya. 

Kami berjanji, walau putus, masih tetap bisa keluar untuk bermain bersama. Hal itu terwujud ketika aku pulang ke rumah, akhirnya kami main. 

Disitu dia mulai aneh, hp tidak ia keluarkan sama sekali. Mungkin dia takut, jika aku kepoi dan malah membuatku sakit hati. Aku merasa bodoh amat, kan emang tujuan kami main bukan bikin overthinking. 

Rasa suka dan nyaman masih ku rasakan. Bodoh sekali bukan aku ini. 

Desember hingga Januari aku sudah lolos. Lolos terbiasa tanpa dia, tidak cek hape setiap saat. Walau terasa gabut, it's okay. 

Oleh karena itu, pada bulan Januari aku gabung di kompasiana, sehingga aku tidak gabut dan bisa mencurahkan isi hatiku disini. 

Cukup banyak perjuangan yang harus ku lalui untuk bisa melupakannya. Ya karena, kami adalah teman masa kecil, tetangga sebelah rumah, dan memang putus nyambung. 

Tapi kali ini cerita putusnya agak berbeda, sehingga untuk balikan lagi perlu waktu. 

Dari november hingga Januari, berat badanku turun hingga 5 KG. Walau makanku banyak, tetap saja stuck di 52 kg. 

Alhamdulilah di bulan Februari, aku naik 1 kg. Karena udah nggak memikirkan tentang cinta. Namun, tiba-tiba aku nonton live ig si dia dan ceweknya. 

Benar ya kata orang, lebih baik kita nggak tau apa-apa, dari pada kita tau, tapi menyakitkan. 

Tara mak jreng, aku ngeliat dong dengan syok, jika foto profil highlight instagram si cewek bersama cowok, dan baju cowoknya kayak baju si dia. 

Tapi aku masih positif thinking, kan pabrik nggak mungkin produksi baju hanya 1. 

Akan tetapi, setelah menunggu 15 menit, muncul fakta kedua. Yaitu temannya repost foto bersama dia, akan tetapi profilnya foto berdua dengan cowok. 

Aku pencet dong laman instagramnya. Yah, air mata ku turun tanpa permisi. Layaknya awan mendung yang tak bisa dibendung, layaknya hujan badai yang turun berderai. 

Keyakinanku, jika itu mantanku adalah 100%. Setelah itu, aku segera chat mantan, untuk memastikan, karena kebetulan dia komen snap whatsapp aku. 

Pengejutkan kembali, jika memang itu dia dan memang dia menjalin hubungan pdkt. Rasa kesal, emosi, marah, campur aduk tak karuan di bulan november kini kembali lagi di bulan februari. 

Jika dulu dia mengatakan bahwa nggak memilih antara aku atau cewek selingkuhannya, itu bullshit!

Terlalu percaya akan omongan lelaki, membuat kita sengsara sendiri. Kalau sudah gini yang bertanggung jawab siapa? hanya diri sendiri. 

Semoga untuk kalian, longlast ya. Segera di kasih kepastian, kalo emang gada kepastian, udah lah bubar aja. 

Untuk aku, ayo semangat. Ada beberapa target yang harus diselesaikan. Yuk bisa, strungle again

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun