Salah satu bentuk sosiologi ekonomi kontemporer dalam penelitian A Intan Cahyani tentang pandangan Yusuf Qardhawi sebagai salah satu ulama fikih kontemporer yaitu terkait tentang hukum zakat profesi yang didasarkan pada pendapat Muhammad Ghazali yang mengatakan bahwa yang memiliki pendapatan tidak kurang dari pendapatan petani yang wajib zakat maka ia wajib mengeluarkan zakat sama dengan petani tersebut.
Â
Pada jurnal penelitian Herlins Yustati dalam ungkapan Descartes yang dominan yaitu "aku berbelanja, maka aku ada". Hal ini merupakan peneguhan eksistensi manusia yang terkadang tanpa bernalar. Kapitalisme pasar menjadikan manusia makhluk ekonomi sebagai satu-satunya dimensi dihidupnya. Kemudian, simbol dan logika ekonomi yang berat dengan hubungan sosial sesama manusia sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh kaum kapitalis untuk menjadikannya bagian dari strategi pemasaran di era modern, salah satunya yaitu komodifikasi. Hal ini adalah salah satu bentuk kajian sosiologi ekonomi kontemporer yang sering dibicarakan. Penelitian ini juga sejalan dengan jurnal utama dimana terdapat pengaruh yang ditimbulkan kapitalisme pasar terhadap konsumen.
Â
Sejalan dengan jurnal utama dalam penelitian Atok Syihabuddin ditemukan bahwa banyak manusia tidak cukup puas dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka bermewah-mewah untuk pengaktualisasian diri, kenyataannya justru di dukung oleh pakar ekonomi seperti Galbraith, ia mengatakan barang merupakan sumber kenikmatan paling besar yang menjadi tolak ukur prestasi manusia. Islam hadir memberikan tawaran hidup yang berimbang untuk kebahagiaan falah. Â Hal ini bukan hanya menjadi jawaban ketidakadilan sistem sosio-ekonomi kontemporer tetapi juga sebagai peristiwa yang menunjukkan usaha dengan kecerdasan tinggi yang sudah berlangsung lama dalam sejarah kaum muslimin. Dalam penelitian ini falah hadir untuk mematahkan pendapat Gilbraith yang dapat menjadikan manusia menjadi manusia yang serakah terhadap setiap barang yang dilihatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H