Setiap pagi suara musik dangdut selalu terdengar dari arah sebuah warung burjo, bagi anak indekos, suara musik dangdut tersebut selalu di identikan pada aa maman.Â
Penjual makanan di warung burjo ini setiap pagi tak lepas dari  musik dangdut yang di putar.
Kadang musik dangdut di putar mendatangkan tawa bagi anak-anak  yang sering ke burjo.
Judul lagu begitu unik mula dari KPK, Miskol, aku bisa pie, sampai gantung aku di monas, satu jam saja, sampai  lagu jarang di belai.
"lagunya ini ada-ada aja" salah satu pengunjung bergumam.
Bagi maman, lagu dangdut merupakan penglaris warung. Bukan doa-doa yang menjadi penglaris warungnya. seperti sering di temukan pada warung-warung makan lain.
Kata seorang temannya, maman dulu pernah bercita-cita menjadi penyanyi dangdut, tapi karena suaranya pas-pasan dia harus ikut tetangganya ke jogja.
Dulu maman selalu mengikuti setiap lomba nyanyi di setiap perayaan tujuh belasan, tetapi suaranya selalu berakhir dengan cemohan dari orang-orang.
Saat pertama kali ikut bos ke jogja, maman mulai menemukan bakat di dunia kulinear. Ternyata dia lebih pandai memasak dari pada menyanyi.
Awalnya warung burjo masih sepi dari pengunjung, hal tersebut membuat maman mencari ide agar warung ramai di kunjungi orang-orang.
Dari situ maman mulai mengumpulkan uang dari hasil upahnya per bulan. Sampai suatu hari uang yang di kumpulkan telah banyak.