Mohon tunggu...
Hidrayana Yana
Hidrayana Yana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Simpatik

10 April 2019   10:09 Diperbarui: 10 April 2019   10:28 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba ingin mengganggu salah satu temanku untuk mengalihkan perhatian Ibu Salma. Namun tatapan Ibu Salma yang memperhatikan teman-teman yang sudah mulai mengerjakan tugasnya membuat bergidik. Rasanya aku ingin lenyap saja di tempat itu. Seandainya ini dunia hikayat yang berisi kemustahilan akan kurapatkan kedua tanganku dan berseru hilang, maka pasti diriku menghilang, sayang ini dunia nyata.

 

Tiba-tiba aku kaget karena ada sentuhan halus dipundakku, kuarahkan pandanganku ke belakang ternyata Rahmi.

 

"Eiyyy, jang poli bikin ibu militer kita, melepaskan kepiting panasnya pa torang. Kasana juga babilang ngana blom ada kelompok, he'o,,,". Bisik Rahmi.

 

Kutatap mata Rahmi yang penuh permohonan, seolah memohon cintanya untuk diterima. Timbul semangatku, aku pun segera menemui Ibu Salma,

 

"Ibu, saya pe kelompok tidak ada, Bu."

 

"Kenapa tidak ada uti?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun