Padahal kita saat ini termaksud negeri yang kaya akan kelapa rakyat dan kelapa sawit, bahkan dahulu bangsa kita pernah disematkan sebagai "negeri nyiur melambai", sebagaimana lirik lagu Ismail Marzuki dengan rayuan pulau kelapanya.
Indonesia Negeri Nyiur Melambai
Dari literasi sejarah bangsa kita Indonesia pernah menyandang predikat negeri nyiur melambai sebagaimana saya kemukakan diawal tulisan ini melalui lirik lagu rayuan pulau kelapa.Â
Lagu itu selain mengandung nilai estetis atau keindahan, juga dapat dihayati dari makna sebenarnya menggambarkan begitu kayanya bangsa ini termaksud dari potensi salah satunya pohon kelapa atau kita istilahkan kelapa rakyat, sebelum kelapa sawit menyerang menjadi industri milik perusahaan besar yang disponsori pemodal asing lalu dilegitimasi oleh pemerintah.
Rekfeksi sedikit kebelakang sewaktu dahulu kehidupan dikampung hampir ditemukan nyaris disepanjang jalan atau halaman rumah penduduk desa berjejeran tumbuh pohon kelapa. Menurut kepercayaan sebagian masyarakat desa bahwa pohon kelapa adalah pohon kehidupan yang dihadiahkan Tuhan kepada kita. Dimanapun bisa bertumbuh, baik di tanah kering, di pegunungan, lembah maupun pesisir pantai.
Disebut pohon kehidupan karena jenis kelapa rakyat ini merupakan tanaman multimanfaat. Dengan manfaatnya yang banyak itu menjadi penopang hidup petani bukan saja bagi para petani kelapa. Karena hampir semua bagian dari tanamannya dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Dari buah kelapa muda dan tua memiliki manfaat ganda yang bermanfaat untuk kehidupan. Buah kelapa muda menjadi minuman segar dan bahkan ada jenis kelapa kuning konon menjadi obat yang berkhasiat untuk menghilangkan potensi toksin bagi tubuh. Dari mulai air dan daging kelapa muda sudah menjadi menu penganan atau jajanan yang umum dijumpai.
Di Sulawesi Tenggara bagian jazirah kepulauan Buton yang sekarang telah mekar menjadi enam kabupaten dan satu kota yakni kota Baubau.Â
Dahulu wilayah ini berada dalam kekuasaan kesultanan atau kerajaan Buton. Dari jazirah Buton ini ada penganan tradisional dari bahan adonan daging kelapa, gula aren, dan beras ketan diolah (dimasak) hasilnya berwarna merah kecoklatan kemudian dibungkus dengan lembaran kulit jagung kering.
Sampai saat ini masih terus bertahan dan cukup familiar menjadi ciri khas jajanan (ole-ole) yang disebut "gulakaluku" dalam bahasa daerahnya atau gula kelapa dalam bahasa Indonesianya.
Sedangkan buah kelapa tua umumnya dijadikan minyak kelapa dan santannya bisa dijadikan bumbu masakan. Sewaktu kecil dulu bahkan santan kelapa menjadi terapi kesehatan rambut untuk menjadikan rambut tumbuh subur, tidak mudah rontok, hitam dan berkilau yang sejenis shampoo untuk saat ini