Aku menggeleng. "Memangnya kapan akan kau berikan padanya?" tanyaku, memastikan kepentingan klien kali ini terburu-buru atau tidak.
"Nanti sore. Saat dia latihan teater di laboratorium drama."
"Aku tidak mau menjadi burung penyampai pesan," tegasku.
"Haha. Tenang saja, aku sudah punya orang untuk itu. Kau hanya perlu berpura-pura tidak tahu apa-apa saat latihan nanti. Dan ingat, jangan mengaku itu tulisanmu ya!"
Sedetik kemudian, muncul bunyi notifikasi pada ponselku. Tanpa membuka pesan, aku membaca pesan grup yang bisa kulihat dari pop up. Itu pesan dari perempuan idaman Roi di grup WhatsApp TEATER KITA yang juga berisi aku sebagai peserta.
Pesan itu singkat, hanya tiga kata. Namun, seketika membuatku tegang.
Skip. Sedang kencan.
Aku memandang wajah semringah Roi dengan perasaan berkecamuk. Tanganku tiba-tiba gemetar, tak sanggup menggoreskan tinta pada kertas putih yang sudah kusiapkan sebagai media pernyataan cintanya.
Juli dan Desember, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H