Saat pesawat baru saja meninggalkan Bandara, saya melihat dengan jelas wonderfull Indonesia, pemandangan Pulau Dewata yang dikelilingi laut begitu sangat indah dan jelas di hadapanku, sembari mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta atas kesempatan yang mulia dan berharga saya pun tak hentinya bertasbih atas  keindahan ciptaan Sang Pencipta. Saya pulang kembali  ke tanah pasundan tepat diiringi matahari terbit dari timur.
Perjalananku di udara menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam 10 menit. Sebelum landing di Bandara Kertajati, saya melihat keindahan bumi Majalengka yang dikelilingi pesawahan meskipun sawahnya saat itu begitu kering bagaikan savana. Pilot maskapai kali ini begitu baik dan apik mengendarakan pesawatnya sehingga perjalananku kali ini begitu lancar. Setibanya di Bandara Majalengka, nampak suasana bandara yang berbeda dengan bandara bandara-lainnya di Indonesia. Suasana beda karena bandara Majalengka begitu sepi berbeda dengan bandara lainnya yang ramai.
Saya disambut oleh petugas bandara dan sesekali diiringi oleh musik khas dari tanah pasundan dengan suling sebagai ciri khasnya. Setelah ini saya harus menempuh perjalanan 3 jam menuju Bandung, entahlah karena kebijakan seperti ini apakah efektif atau efisien dengan dipindahkannya penerbangan dari dan tujuan luar Pulau Jawa yang menuju Bandung.
Alhamdulillah dengan proses yang tidak mudah, saya bisa selamat sampai kembali ke Bandung. Perjalanan sejak Rabu, 26 Juni 2019 hingga Selasa, 2 Juli 2019 begitu sangat mengesankan bagiku. Tentunya saya sangat berhutang budi kepada Asy Syahid KH. Zainal Musthafa dan para syuhada Sukamanah, Asbab perjuangan mereka, saya mendapatkan kesempatan yang mulia dan berharga berolah alih di Indonesia bagian tengah. Meskipun melelahkan tetapi mengasyikan.
Setelah perjalanan tersebut, saya semakin yakin untuk terus mengkhidmatkan diri kepada para ulama, mau sendiri atau ada teman saya akan terus menguak para tokoh-tokoh pejuang yang ada di Nusantara. Ini merupakan sebuah ikhtiar yang ku lakukan, untuk mengenalkan nusantara kepada dunia melalui para tokoh pejuang, khususnya tokoh tokoh pejuang yang ada di Jawa Barat. Saya pun akan terus menjaga komitmen keumatan dan perjuangan para ulama pendahulu ku dalam usahanya untuk meninggikan kalimatullah di bumi ini. Amiin Yaa Rabbal 'Alamiin.
Kilauan Cahaya Tersembunyi di Pulau Dewata
Oleh : Tatang Hidayat (Pegiat Student Rihlah Indonesia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H